Mohon tunggu...
IMPALA UB
IMPALA UB Mohon Tunggu... Lainnya - Unit Kegiatan Mahasiswa IMPALA UB

Ikatan Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Brawijaya | Kota Malang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Apakah Kami Bagian NKRI?

28 Agustus 2016   11:25 Diperbarui: 29 Agustus 2016   09:29 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Apakah kami bagian dari NKRI? Kalau iya, mengapa kami tidak  diperhatikan ?” begitulah ucapan bapak Kepala Desa Labuhan Ijuk kecamatan Moyo, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Desa yang terdiri dari 3 dusun ini, yaitu Ijuk Bawah, Ijuk tengah, dan Ijuk Atas dihuni 367 kepala keluarga dengan total 1.569 jiwa yang menghuni desa tersebut. 

Jika dibandingkan dengan desa lainnya yang ada di Sumbawa dapat dikatakan bahwa desa ini tergolong desa terisolasi. Zaman sekarang teknologi sudah semakin canggih namun, hal ini tidak dapat dirasakan oleh masyarakat desa Labuhan Ijuk dikarenakan belum adanya alat bantu untuk berkomunikasi. “Dulu pernah dibangun tower kecil, kemudian dipanjat kera dan akhirnya roboh.” 

Memprihatinkan memang, bahkan sinyal untuk telepon seluler pun tidak ada. Namun, hal ini tidak membuat semangat masyarakat down untuk membangun desa ini supaya maju, hal ini dibuktikan masyarakat dengan adanya pembangunan jalan menuju desa dan menggali sumur di belakang rumah masing-masing warga. 

“Mendapat air minum saja sudah syukur,” begitulah ucap bapak  kepala desa ini dikarenakan air sumur ternyata hanya dapat digunakan untuk keperluan lain namun tidak untuk diminum. 

Lokasi desa yang tepat disebelah teluk Saleh ini memiliki masyarakat yang berbeda-beda suku yaitu Suku Makassar, Suku Bima, Suku Selayar, Suku Sumbawa dan Suku Bugis dan semuanya beragama Islam.

Jika melihat sejarah, desa ini muncul ketika seorang perantauan yang mencari ikan dan penghidupan singgah di sekitar labuhan ijuk. Suatu ketika  ia kehausan dan mencari sumber air tawar di sekitar sana bersama anjingnya. Ia pun melihat anjingnya yang kehausan dan menggaruk-garuk tanah. pemuda tersebut mempunyai firasat bahwa anjingnya mencari sumber air. 

Dibantulah anjingnya untuk menggali sumber tersebut dengan menggunakan sebilah bambu runcing untuk menggali. Pada saat penggalian ditemukan banyak ijuk yang muncul dari dalam sumur tersebut. Oleh karena itu desa ini dinamakan Labuan Ijuk. Sampai sekarang sumur tersebut masih ada dan dipergunakan warga sampai tahun 2014.

Koleksi Pribadi
Koleksi Pribadi
Masyarakat Labuan ijuk memiliki Upacara Adat yang dilaksanakan setiap tahunnya yaitu Cera Labu(bahasa Ijuk) yaitu jika diartikan kedalam bahasa Indonesia memiliki arti Pesta Pantai. Ini biasanya dilakukan untuk menyambut musim penghujan dari musim kemarau. Upacara adat ini dilakukan pada bulan November setiap tahunnya.

1569 jiwa yang ada di desa ini mempunyai  sebuah masalah yang mungkin dianggap sepele oleh beberapa orang. Tapi bagi mereka adalah masalah yang begitu serius. Ketiadaan IPTEK yang menunjang merupakan faktor utama bagi mereka karena merasa terisolir dengan dunia luar. Ini dikarenakan tidak adanya Tower pemancar Sinyal handphone untuk komunikasi

Sebelumnya pernah dibangun sebuah tower pemancar dari pemerintah, akan tetapi tower tersebut begitu kecil. Tower tersebut hancur oleh para monyet yang mendiami hutan sekitar Labuan Ijuk. Sampai saat ini, pengajuan dibangunkanya sebuah Tower pemancar sinyal sudah sering sekali dilakukan, namun belum ada realisasi oleh pemerintah daerah.

Koleksi Pribadi
Koleksi Pribadi
Selain masalah itu, pendidikan dan kesehatan juga menjadi permasalahan bagi masyarakat labuhan ijuk. Adapun sekolah yang ada di desa ini adalah TK dan SD. Tenaga pengajarnya merupakan dari warga desa itu sendiri dengan upah Rp. 150.000,- per tiga bulan. Sedangkan SMP hanya ada di kecamatan yaitu Kecamatan Moyo Hilir. 

Sedangkan pada tingkat SMA berada di Kabupaten Sumbawa saja. Walaupun dalam mengemban ilmu para warga harus menempuh jarak yang jauh, akan tetapi semangat belajar para pemuda labuhan ijuk sangat tinggi dalam menuntut ilmu. Dan sebagian bisa hingga mencapai bangku perkuliahan. 

Fasilitas kesehatan pada desa ini hanya terdapat puskesmas pembantu, akan tetapi untuk fasilitas penunjang dalam puskesmas pembantu ini masih sangatlah minim. Tenaga kerjanya pun masih sangat jarang terlihat untuk melayani kesehatan masyarakat.

Labuhan ijuk. Dengan sistem pengembalaan, sapi dan kerbau yang dibiarkan sendiri dalam pencarian makannya. Sedangkan rumput yang ada kering dikarenakan musim kemarau yang panjang dalam setahun. 

Sedangkan jika rumput untuk ternak habis maka sebagai gantinya para peternak akan memrikan jerami yang notabenya untuk nutrisi ternak. Tapi dalam jangka terdekat Dinas Pertanian dan Peternakan memberikan bantuan pakan ternak untuk memperbaiki nutrisi para ternak di labuahan ijuk ini. Kuda, hanya sebagian kecil dari warga yang memikinya. Hewan itu di manfaatkan untuk memanen hasil dari sektor pertanian.

Adapun komoditas hasil pertanian di wilayah ini adalah Kacang hijau dan Jagung. Ini dikarenakan lahan yang ditanami tidak memerlukan banyak air layaknya tanaman lain seperti padi dan sayur-sayuran. 

Permasalahan air pun menjadi suatu kendala bagi para petani untuk mengembangkan sektor pertanian. Padahal untuk lahan pertanian, desa Labuan Ijuk memiliki lahan yang sangat luas. Sumber air di desa ini hanya terdapat tiga sumber mata air dan sumber air tersebut terbagi di masing-masing dusun.

Pada dasarnya, pembangunan di desa ini sudah berjalan. Pembangunan di desa ini sudah berjalan dari 2 tahun terakhir. Adapun pembangunan yang telah terealisasi adalah pembangunan dermaga, pembangunan tutup drainase dan perbaikan jalan. 

Pembangunan ini paling banyak mendapatkan bantuan dari pemerintah pusat dibandingkan dari pemerintah daerah. Untuk pembagian pembangunan di desa ini sudah terpadu dan merata. Ini dikarenakan hanya terdapat 3 dusun yang berjajar di desa Labuan Ijuk ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun