Mohon tunggu...
Esti Setyowati
Esti Setyowati Mohon Tunggu... Seniman - Bismillah

Librocubicularist.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

P(ulang)

15 Desember 2018   07:00 Diperbarui: 15 Desember 2018   07:12 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam pelukannya yang masih sama, aku dapat merasakan bahwa ia memang masih mencintaiku seperti dulu. Telah sah kulipat jarak Malang Jogja. Dia akhirnya menjemputku dengan rasa. Sesuatu yang kuyakin tak pernah dia lakukan ke gadis manapun sebelumnya.

"Sudah jangan menangis, ayo kita pulang. Bapak sama Ibu pasti sudah menunggu" katanya, merebut genggaman tanganku pada pegangan koper. Tangan kanannya meraih tangan kiriku, menjalarkan rasa hangat.

Ponselku bergetar. Sebuah pesan masuk, diam diam kuhapus.

'Ocin Sayang, gimana? Sudah sampe Solo? Jangan lama lama liburannya. Kutunggu di Malang'.

Kueratkan genggamanku,  terus berjalan beriringan dengan lelaki ini. dan diam diam terus memupuk perasaanku pada lelaki lain.

-

Malang

06.50

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun