Dalam pelukannya yang masih sama, aku dapat merasakan bahwa ia memang masih mencintaiku seperti dulu. Telah sah kulipat jarak Malang Jogja. Dia akhirnya menjemputku dengan rasa. Sesuatu yang kuyakin tak pernah dia lakukan ke gadis manapun sebelumnya.
"Sudah jangan menangis, ayo kita pulang. Bapak sama Ibu pasti sudah menunggu" katanya, merebut genggaman tanganku pada pegangan koper. Tangan kanannya meraih tangan kiriku, menjalarkan rasa hangat.
Ponselku bergetar. Sebuah pesan masuk, diam diam kuhapus.
'Ocin Sayang, gimana? Sudah sampe Solo? Jangan lama lama liburannya. Kutunggu di Malang'.
Kueratkan genggamanku, Â terus berjalan beriringan dengan lelaki ini. dan diam diam terus memupuk perasaanku pada lelaki lain.
-
Malang
06.50
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H