Beberapa referensi yang Penulis temukan.
Contoh gejala kematian karena Sianida; Kasus Michael Marin yang melakukan bunuh diri didalam pengadilan saat divonis oleh Hakim disini; disitu tampak (dan terdengar juga) bahwa Michael Marin muntah2 parah. Muntah2 parah ini yang tidak terjadi didalam Korban Mirna Salihin.
Proses kerja Sianida bisa dilihat disini. disitu bisa dilihat bahwa senyawa Sianida (CN) itu mengikat ke Mitochondria sel dan menghambat Sel2 tersebut mengikat Oksigen sehingga Oksigen tersebut tetap berada didalam darah dan meningkatkan konsentrasi O2 didalam darah. ini yang kemudian tampak sebagai tanda-tanda cherry-red di kulit dan permukaan tubuh.
Observasi, Inferensi, dan Kelanjutan Teori.
Dari jalannya persidangan selama ini, penulis melihat kesaksian-kesaksian yang diberikan, itu semua berdasarkan atas otopsi yang dilakukan setelah 3-hari sejak Korban meninggal.
Ini menarik karena yang menjadi "halangan" sering dikatakan adalah keluarga korban. Kenapa Menarik? Karena dalam keterangan dari Dokter UGD, dikatakan bahwa mereka melakukan pengambilan sampel lambung (jam 19:40WIB) atas permintaan Keluarga Korban.
Kenapa ini menarik bagi Penulis? Karena pengambilan sampel lambung bukanlah prosedur umum dalam UGD dan ini permintaan dari keluarga korban.
Kalau dicoba dirunut, Korban masuk UGD sekitar 18:00 WIB dan secara ofisial dinyatakan meninggal jam 18:30 WIB. Dikatakan oleh Dokter UGD (Didit), beliau melihat ada Suami Korban, Ada Teman Korban, ada Terdakwa juga disana.
Dari keterangan Dokter UGD, tidak ada disimpulkan bahwa kematian korban karena keracunan dsb (korban sudah henti nafas dan henti jantung saat sampai di UGD; korban pucat, bibir kebiruan (asphyxia - sesak nafas; bisa karena hal lain), tidak ada muntahan)
Dari mana muncul kecurigaan bahwa Korban keracunan sehingga Keluarga ber-inisiatif meminta diambil cairan lambung?
Dan kalau sudah ada kecurigaan, kenapa otopsi tidak diminta dilakukan saat itu juga?