Mohon tunggu...
Mega Widyastuti
Mega Widyastuti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

Mahasiswi jurusan Psikologi dan Sastra Hobi membaca dan menulis Genre favorit self improvement dan psikologi Penikmat kata Instagram @immegaw

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Lingkaran Kemiskinan, Salah Siapa?

20 Mei 2024   23:32 Diperbarui: 21 Mei 2024   00:20 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kurang lebih miskin adalah kondisi ketika seseorang mengalami ketidakmampuan dari segi pemenuhan kebutuhan fisiologis dan ketidakmampuan seseorang untuk memiliki kondisi hidup yang nyaman. Orang miskin berada pada taraf hidup yang rendah seperti penghasilan yang (mungkin) hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan makan, tempat tinggal, dan listrik dan mereka kesulitan untuk bisa mencapai kesejahteraan hidup dan akses pendidikan yang baik. 

Lingkaran kemiskinan merupakan konsep dari rangkaian yang saling memengaruhi satu sama lain sedemikian rupa sehingga menimbulkan suatu keadaan yang tetap. 

Sederhananya gini... Ketika seorang anak lahir dari kedua orang tua yang miskin dan berpendidikan rendah serta hidup dilingkungan yang juga miskin, maka jika orang tua tersebut atau si anak tidak melakukan 'sesuatu' maka mereka akan stuck dikondisi ekonomi dan pendidikan yang gitu gitu aja. Kemudian jika si anak menikah lalu memiliki anak (lagi), kondisi itu akan tetep gitu gitu aja jika tidak ada 'tindakan'

Lalu, apa sih yang sebenarnya menyebabkan seseorang terjebak dalam lingkaran kemiskinan? 

Please,, jangan apa apa salahin pemerintah. Pemerintah memang memiliki andil, tapi sebenernya semuanya balik ke kita karena hidup adalah pilihan. Miskin harta itu takdir, tapi miskin hati dan mindset adalah pilihan.

Allah SWT sudah bersabda dalam QS. Ar-Ra'd:11 "Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sampai mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka"

Aku jadi keingetan sama sebuah kisah fiksi tentang Djanggo. Dengan latar cerita diera perbudakan, Djanggo adalah seorang budak yang memperjuangkan haknya sebagai 'manusia'. Djanggo selalu berusaha untuk memperoleh hak hidup yang sama seperti orang berkulit putih, tapi dia tidak bisa melakukannya seorang diri. Namun, apa yang terjadi? Teman sesama budaknya justru malah menyuruh Djanggo untuk 'nrimo' takdir Tuhan sebagai budak!

KACAU

Kisah tentang Djanggo udah aku rangkum divideo ya :)


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun