Dimalam yang sunyi ini, aku bersama diriku saling menguatkan 'tuk hadapi hari esok'
Hati yang terasa sakit serta tenggorokan yang terasa tercekat. Ada sesuatu yang memaksa tuk keluar, tapi aku tak tahu apa
Kemarin aku begitu mengharapkanmu. Aku terlalu sombong menganggap bahwa diriku bisa mengontrol rasa ini dengan baik. Namun bodohnya, aku yang berniat mengontrol, malah aku yang menjadi budak
Sakit yang tak berdarah ini membuatku bingung. Entah apa yang harus kulakukan, aku tak tahu. Entah apa yang harus kukatakan, aku tak tahu. Entah apa yang harus aku obati, aku juga tak tahu.Â
Sakit yang kurasa ini terus menggerogoti berbagai sisi jantung dan membajaknya tanpa ampun. Aku menggerang kesakitan tapi tak sepatah katapun keluar.
Menangis? Aku tak biasa. Hanya air mata yang menumpuk dibendungan kelopak mata. Memaksa tuk keluar namun tak kuizinkan.Â
Untuk apa aku menangisimu, ha?
Biar saja rasa ini terus menjerit, biar paham dan trauma dengan rasa itu. Biar kapok dan tak mengulang kejadian serupa.
Aku bukan kejam pada diriku sendiri. Aku hanya terlalu menyayanginya.Â
Aku pernah kehilangan diriku, sulit sekali mencarinya, lebih sulit meyakinkannya bahwa aku miliknya,
Tak apa bersedih, itu hakikatmu sebagai makhluk yang penuh rasa sayang... Namun, jangan sampai kau kehilangan dirimu (lagi)