Mohon tunggu...
Mega Widyastuti
Mega Widyastuti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

Mahasiswi jurusan Psikologi dan Sastra Hobi membaca dan menulis Genre favorit self improvement dan psikologi Penikmat kata Instagram @immegaw

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bagaimana Cara 'tuk Ikhlas?

15 Januari 2024   16:54 Diperbarui: 15 Januari 2024   16:55 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Perempuan, makhluk unik yang sangat lekat dengan perasaan fluktatif. Sekarang rasa senang, beberapa menit kemudian berubah. Sekarang rasa aman, beberapa menit kemudian takut kehilangan. Perempuan harus selalu ditenangkan, namun tidak cukup hanya dengan kata-kata, melainkan tindakan nyata. Kadang, keduanya juga tak cukup.

Jika perempuan tidak disibukkan dengan kegiatan, katanya ia akan disibukkan oleh perasaannya sendiri.


Baca juga: Izinkan aku

15 Januari 2024, kutulis ini dalam kondisi yang tak mampu kubahasakan. Sakit? ya. Merasa bodoh? sangat. Hampa? mungkin. 

Kukira kau membujuk hatiku dengan tujuan yang sama. Ternyata kau membajak hatiku karena merasa sepi.

Kau menyajikan kisah agar kita semakin dekat. Kau menyajikan masalah untuk kita selesaikan bersama. Kau menyajikan pertanyaan tentang masa depan, membahas banyak hal tentang harapan dan rasa khawatir. Dan Aku terenyuh.

Berkali-kali kutegaskan tentang rasa. Berkali-kali pula kau yakini aku untuk percaya. Dan aku terenyuh.


Kukira, hanya masa depan yang perlu dipersiapkan. Ternyata masa lalu juga harus diantisipasi. Dia kembali kehidupmu, entah apa yang dia sajikan sampai kau merasa yakin, atau sedari awal memang kau yang mengharapkannya kembali. 

Semudah itu kau berkata maaf atas perasaan yang kau bilang tak sengaja kau hancurkan. 

Kau yang dahulu memintaku untuk tidak pergi, justru kau yang meninggalkanku. 

Meninggalkan aku dengan hati yang hancur dan berdarah-darah. Tanpa rasa bersalah, kau berbahagia dengannya.

Poem by a little bit of Mega

Oktober-Januari

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun