Hati dan visi yang dibiarkan
Dari suaramu aku mendengar bisikan cemas dan ragu. Kau yang paling mahir menyembunyikan bongkahan itu dengan lagak tegar dan kesendirian. Bercerita hanya pada diri sendiri, atau satu dan dua orang, dan tidak mengumbar pada insan lain agar dimengerti oleh dunia. Kau yang memiliki tubuh jangkung seolah kuat ternyata hanya pandai menyembunyikan kelemahan.
Dari suaramu aku mendengar bisik keinginan untuk dimengerti dan waktu untuk berjeda. Kau banyak bercerita, tapi perasaan sepi yang aku dapat. Sedihmu telah lama mengendap karna kau pendam lalu menjelma jadi lara. Kau yang tampak angkuh ternyata sedang berjuang mengurung kesedihan.
Dari suaramu aku merasakan sisi lain dari diri yang tak kau nampakkan pada dunia. Seperti malam yang mendung, dinginmu ingin dihangatkan. Seperti malam yang diterjal badai, kau ingin ditenangkan. Kau butuh kepercayaan, tapi sulit memercayai.
Kau pantas untuk diterima dan dicintai dengan tulus. Aku disini, menawarkan hati dan visi untuk tumbuh bersama. Tapi jawabmu kau tidak bisa menerima cintaku.
Poem by a little bit of Mega
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H