Trauma merupakan serangkaian peristiwa tidak mengenakkan yang pernah dialami oleh individu dan berpotensi mengganggu aktivitas sehari-hari individu yang mengalaminya. Tidak ada batasan atau syarat harus seberapa besar sebuah peristiwa dapat dikatakan berpotensi menjadi pengalaman traumatis bagi individu, karena trauma sendiri bersifat relatif dan tidak bisa digeneralkan.
Misalnya ada individu yang mengalami kejadian pelecehan berupa dicium oleh orang yang tidak dikenalnya maka dia akan bersikap biasa saja dan menganggapnya sebagai orang iseng. Dilain sisi dengan peristiwa yang sama individu bisa saja bersikap marah namun memendamnya sehingga tidak ingin melewati jalan tempat dimana ia mengalami peristiwa yang tidak mengenakkan tersebut.Â
Respon lainnya mungkin ada yang dengan beraninya langsung merespon dengan teguran atau umpatan atau teriakan atas rasa kesalnya karena tidak terima dicium oleh orang yang tidak dikenalnya. Dan masih banyak beragam respon lainnya.
Kita sebagai orang yang tidak mengalaminya tidak boleh memaksa orang yang baru saja mengalami peristiwa traumatis (contohnya seperti diatas) untuk melakukan respon yang kita anggap ideal. Misalnya, memaksa korban untuk berteriak padahal dirinya tengah mengalami shock dan tubuhnya mengalami freeze. atau memaksa korban untuk diam padahal dirinya tengah meminta pertolongan dengan cara berteriak hanya karena teriakannya mengganggu pendengaran kita.
Dalam mata kuliah Psikologi Trauma dan Kekerasan, terdapat materi tentang Psychological First Aid (PFA).Â
Psychological first aid adalah pertolongan pertama untuk individu yang baru saja mengalami peristiwa traumatis. Pertolongan pertama ini biasanya berupa dukungan emosional untuk membantu meredakan stress dan mencegah munculnya perilaku negatif paska kejadian traumatis terjadi. Pertolongan dasar ini bersifat praktis dan tidak memaksa. Jika korban memang tidak menginginkan bantuan, kita tidak boleh memaksanya untuk menerima diri kita untuk membantu.Â
PFA bisanya fokus pada proses mendengarkan cerita korban dan apapun yang dirasakannya dengan baik, berusaha untuk memahami posisinya (empati), dan upaya untuk memenuhi kebutuhan sadar, dan mendorong pendampingan disekitar penyintas dan melindunginya dari dampak negatif yang lebih lanjut.
Apa sih Tujuan Psychological First Aid?
- Mengurangi dampak perilaku negatif dari penyintas
- Menguatkan fungsi adaptif jangka pendek dan jangka panjang penyintas
- akselerasi proses pemulihan penyintas
Siapakah yang berhak memberikan Psychological First Aid?
- Masyarakat awam bukan profesional kesehatan mental. Artinya kitalah yang paling berhak untuk memberikan dukungan emosional yang pertama paska kejadian traumatis terjadi
- First responder atau mereka yang bertugas selama emergensi.
Bagaimana jika kita ingin ikut serta memberi dukungan emosional namun tidak memiliki pengetahuan tentang PFA dan tidak bisa menjadi pendengar yang baik?
Cukup diam, jangan berkomentar atau melakukan apapun agar beban yang dirasakan oleh penyintas tidak bertambah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H