Mohon tunggu...
Mega Widyastuti
Mega Widyastuti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

Mahasiswi jurusan Psikologi dan Sastra Hobi membaca dan menulis Genre favorit self improvement dan psikologi Penikmat kata Instagram @immegaw

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tes sebagai Intrumen Ukur (Konstruksi Tes)

19 Maret 2023   07:36 Diperbarui: 19 Maret 2023   07:38 412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hallo Kompasianer! Ditulisan kali ini saya ingin membagikan summary dari mata kuliah Konstruksi Tes.

Konstruksi tes merupakan studi tentang cara penyusunan alat ukur psikologis secara ilmiah, sistematis, dan objektif. Bentuk tesnya sendiri merupakan instrumen/alat dalam proses pengambilan hasil. Nah hasil tes yang didapatkan merupakan dasar utama pengambilan keputusan baik melalui uji hipotesis atau tidak.

Dalam Psikologi, konstruksi tes terbagi dalam 2 bagian, yakni kognitif dan non kognitif.

Baca juga: Konsep Kepribadian

Perbedaan yang paling menonjol dari keduanya yakni tujuan tes diberikan. 

Tes kognitif adalah serangkaian tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan kognitif individu. Pada tes kognitif terdapat 2 turunan tes lagi, yakni tes prestasi dan tes potensi.

  • Tes prestasi, biasanya digunakan untuk mengukur sejauh mana siswa mengerti/paham akan materi yang diberikan oleh gurunya. Contoh tes prestasi yaitu UTS, UAS, UN, SBMPTN, dan ujian lainnya. Pada tes prestasi, acuan domain ukur mengacu pada kurikulum pembelajaran siswa, buku ajar, atau guru yang bersangkutan.
  • Tes potensi, adalah serangkaian tes untuk mengukur abilitas dasar seseorang, tes potensi juga kerap disebut dengan tes minat bakat. Sesuai dengan penyebutannya, tujuan dari tes potensi adalah untuk mengetahui potensi/minat dan bakat seseorang. Pada tes potensi biasanya terdapat banyak sub bab dan memiliki varian tes yang berbeda-beda, yakni tes kemampuan verbal, numerik, penalaran, dan visual spasial. Contoh tes potensi yaitu WAIS test, Stanford Binet-IQ test, dan lain-lain. Pada tes potensi, acuan domain ukur ditentukan oleh pihak penyelenggara tes. 

Sedangkan tes non kognitif adalah tes yang digunakan untuk mengukur performansi tipikal individu. Pada tes non kognitif individu tidak diharuskan untuk memaksimalkan kemampuan kognitifnya, karena sesuai dengan namanya tes 'non kognitif' testee (orang yang melakukan tes) cukup dimintai respon dari pernyataan yang diberikan. Tujuan dari tes non kognitif adalah untuk mengukur aspek psikologis testee, misalnya untuk mengukur kesejahteraan (well-being), self esteem, motivasi, dan lain-lain.

Sekian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun