Karena mertua jaman sekarang banyak yang menuntut menantunya untuk memiliki wajah bak bidadari surga, akhlak bak Fatimah Azzahra, sejumlah harta bak Siti Khadijah, dan memiliki sikap bak Siti Aisyah.
Tetapi sang mertua tidak berkaca pada dirinya sendiri dan seolah buta pada spek anaknya sendiri.
Lingkungan hidup masyarakat kita sangat kental dengan tradisi wanita harus menikah diusia 20-30 tahun. Lebih dari itu maka akan dilabel sebagai perawan tua, gak laku, belagu, dan label label lain yang tidak menyenangkan.
Kita dihadapkan dengan banyak kenyataan dari penyintas rumah tangga yang hancur karena tuntutan dari sang mertua atau pihak lain yang masih saudara yang biasanya berasal dari keluarga pria. Budaya patriarti yang sangat kental membuat orang tua sang pria memanjakan anaknya, memberikan segala yang terbaik untuk hidupnya, sehingga saat anaknya tumbuh menjadi seorang pria perkasa, sang ibu menuntut timbal baik atas kebaikannya.
Ketidaksadaran akan peran orang tua itulah yang akhirnya membuat pasangan dari anaknya mendapatkan tuntutan. Padahal, memberikan makan, membiayai pendidikan, membantu pertumbuhan dan perkembangan anak adalah kewajibannya terhadap anak.
Orang tualah yang memilih untuk menghidupinya, membesarkan, dan membiarkannya tumbuh menjadi dewasa. Lantas mengapa setelah sang anak dewasa, ia tidak diperkenankan untuk memilih jalan hidupnya dan menjadikan kalimat 'anak durhaka' sebagai senjata mental bagi sang anak.
Tulisan ini bukan anjuran untuk 'melawan' orang tua.Â
Justru orang tua harus disayang, dicukupi kebutuhannya fisiologisnya, dan diberikan perhatian secukupnya.
Hanya saja, meminta balasan dari sang anak atas jasa pengasuhannya, menurut saya itu hal yang kurang tepat. Karena jika orang tua sudah mengasuh dengan baik, memberi pendidikan yang baik, makanan yang baik, lingkungan yang baik, dan senantiasa mendoakan yang terbaik juga.Â
Maka secara tidak sadar rasa berterima kasih atas kehiidupan sang anak kepada orang tua sudah tertanam dalam alam bawah sadarnya. Sehingga orang tua tidak perlu mengemis kepada anak apalagi sampai menuntut pasangan anak sehingga menyebabkan badai dirumah tangganya.
Semoga yang membaca tulisan ini, yang merasa orang tuanya banyak menuntut bisa diberikan kelapangan hati dalam menjalani hidup, dan bisa menjadi pemutus rantai mindset seperti itu.
Terima kasih.
@immegaw_ Aku gak sesempurna itu karena Tuhan Maha Adil #memyselfandi #futureme #future #wellbeing #tuntutanmertua #idamanmertua #antipatriarki #imperfect #feminism  Aesthetic - Gaspar
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H