Mohon tunggu...
Mega Widyastuti
Mega Widyastuti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

Mahasiswi jurusan Psikologi dan Sastra Hobi membaca dan menulis Genre favorit self improvement dan psikologi Penikmat kata Instagram @immegaw

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Agent of Change! Cara Memutuskan Trauma Lintas Generasi

24 November 2022   17:50 Diperbarui: 24 November 2022   17:58 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Lantas bagaimana pola asuh yang lebih tepat yang seharusnya kita lakukan sebagai orang yang lebih tua untuk memutuskan rantai trauma pada anak-anak?

  • Jika pengasuhmu tidak memberi cukup kasih sayang, maka kamu harus mampu mencukupi kebutuhan kasih sayang dirimu sendiri terlebih dahulu. Karena dalam proses mencintai diri sendiri, kita pasti akan mampu berempati kepada orang lain.
  • Jika pengasuhmu mengabaikan masalah, maka kamu harus mampu menjadi penggerak untuk mengkomunikasikan dan mengekspresikan dirimu dengan tidak membiarkan masalah itu tetap ada.
  • Jika pengasuhmu meremehkan trauma karena tidak percaya, maka kamu harus mampu menerima masa lalu dan memaafkannya demi menyembuhkan trauma itu. Karena kamu akan kesulitan untuk memutus rantai trauma, jika kamu masih memiliki trauma.
  • Jika pengasuhmu mengabaikan perasaanmu, maka kamu harus mampu untuk meluangkan waktu demi mendengarkan dan memvalidasi perasaanmu itu. Dengan begitu, kamu akan mampu menghargai dan memvalidasi perasaan orang lain.
  • Jika pengasuhmu membandingkan dan mengkritik berlebihan kepadamu, maka kamu harus mampu menerima dirimu sendiri apa adanya tanpa syarat.

Kita tidak akan bisa menjadi pemutus rantai trauma, kalau hidup kita masih mengemban trauma masa lalu.

Seandainya dunia tidak berkembang, mungkin individu dewasa saat ini banyak yang sehat mentalnya. Tapi kenyataannya, kamu hidup didunia yang dinamis dan terus berkembang. Bukalah pikiranmu terhadap dunia ini. Ikutilah perkembangan, buatlah perubahan. Jangan stuck dengan keadaan. 

Semoga tulisan ini menambah wawasan baru ya

Sekian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun