Lantas bagaimana pola asuh yang lebih tepat yang seharusnya kita lakukan sebagai orang yang lebih tua untuk memutuskan rantai trauma pada anak-anak?
- Jika pengasuhmu tidak memberi cukup kasih sayang, maka kamu harus mampu mencukupi kebutuhan kasih sayang dirimu sendiri terlebih dahulu. Karena dalam proses mencintai diri sendiri, kita pasti akan mampu berempati kepada orang lain.
- Jika pengasuhmu mengabaikan masalah, maka kamu harus mampu menjadi penggerak untuk mengkomunikasikan dan mengekspresikan dirimu dengan tidak membiarkan masalah itu tetap ada.
- Jika pengasuhmu meremehkan trauma karena tidak percaya, maka kamu harus mampu menerima masa lalu dan memaafkannya demi menyembuhkan trauma itu. Karena kamu akan kesulitan untuk memutus rantai trauma, jika kamu masih memiliki trauma.
- Jika pengasuhmu mengabaikan perasaanmu, maka kamu harus mampu untuk meluangkan waktu demi mendengarkan dan memvalidasi perasaanmu itu. Dengan begitu, kamu akan mampu menghargai dan memvalidasi perasaan orang lain.
- Jika pengasuhmu membandingkan dan mengkritik berlebihan kepadamu, maka kamu harus mampu menerima dirimu sendiri apa adanya tanpa syarat.
Kita tidak akan bisa menjadi pemutus rantai trauma, kalau hidup kita masih mengemban trauma masa lalu.
Seandainya dunia tidak berkembang, mungkin individu dewasa saat ini banyak yang sehat mentalnya. Tapi kenyataannya, kamu hidup didunia yang dinamis dan terus berkembang. Bukalah pikiranmu terhadap dunia ini. Ikutilah perkembangan, buatlah perubahan. Jangan stuck dengan keadaan.Â
Semoga tulisan ini menambah wawasan baru ya
Sekian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H