Mohon tunggu...
Mega Widyastuti
Mega Widyastuti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

Mahasiswi jurusan Psikologi dan Sastra Hobi membaca dan menulis Genre favorit self improvement dan psikologi Penikmat kata Instagram @immegaw

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengenal Luka Batin dalam Diri Manusia

24 November 2022   13:07 Diperbarui: 24 November 2022   13:16 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Luka adalah suatu hal menyakitkan yang pernah terjadi dimasa lalu, membuat menangis, hancur, namun bukan penentu masa depan.

Setiap manusia pasti pernah mengalami luka. Entah luka fisik karena tergores, terjepit atau terjatuh ataupun luka batin karena pengalaman buruk pola asuh orang tua dimasa kecil, trauma, pernah dibuli atau tak pernah diberi kesempatan untuk mengutarakan keinginan. 

Saat mengalami luka fisik, biasanya rasa sakit hanya terjadi saat sedang berlangsung. Namun, untuk luka batin efeknya bisa berkelanjutan sampai individu dewasa. Luka batin yang dirasakan oleh individu yang telah dewasa biasanya akan selalu mengganggu kehidupan, entah jadi sering merasa insecure, menarik diri dari lingkungan, merasa tidak berharga, sampai merasa tak pantas ada didunia.

Berikut beberapa jenis luka batin yang umum terjadi :

  • Abandonment

Luka karena diabaikan. Faktor utama dari luka batin ini adalah pola asuh orang tua, dan rentan terjadi pada anak yang orang tuanya bercerai, meninggal, tidak tinggal bersama keluarga inti. Sang anak merasa diabaikan karena pengasuhnya tidak memperioritaskan kebutuhannya.

  • Rejection

Luka karena sering ditolak. Faktor utamanya adalah ketidaksiapan orang tua/pengasuh untuk mengasuh anak. Perilaku otoriter yang menerapkan abuse pada pengasuhannya juga menyebabkan sang anak merasa tertolak dari dunianya. Jika anak tidak memiliki figur yang disayang, besar kemungkinan dia akan menjadi individu yang menarik diri dari lingkungan.

  • Injustice

Luka karena perlakuan tidak adil. Individu yang perfectionist kerap dihubungkan dengan pola asuh injustice. Karena saat masih kecil individu tersebut sering kali dianggap berbeda, dibanding-bandingkan, dan mendapat banyak tuntutan dari pengasuhnya. Hal yang sulit dikontrol oleh individu yang perfectionist adalah ambisinya yang besar, dan cara pandangnya pada dunia yang dianggap sebagai kompetisi.

  • Betrayal

Luka karena penghianatan. Ketika kecil, pengasuh sering kali menjanjikan banyak hal, namun sering kali juga diingkari. Sang anak terlanjur mengharapkan janjinya, namun ternyata dia dikecewakan. Jika sang anak tidak memiliki pergaulan yang menyenangkan hatinya, besar kemungkinan saat dewasa dia akan menjadi individu yang sulit mempercayai orang lain, takut dimanfaatkan, dan takut dikecewakan.

  • Humiliation

Luka karena dipermalukan. Luka ini kerap dimiliki oleh individu yang rendah diri. Penyebabnya karena dimasa lalu dia sering mendapat intimidasi, entah karena fisik, kognitif, maupun perilakunya yang berbeda dari teman sebaya. Intimidasi juga kerap dilakukan oleh orang tua tanpa disadari, seperti membandingkan prestasi sang anak dengan saudaranya yang lain maupun dengan teman sebayanya.

Kita memang tidak bisa memilih dari mana kita dilahirkan dan dibesarkan, namun kita bisa memilih untuk memaafkan masa lalu itu dan menerimanya atau terus bermusuhan dengannya. Saat kamu merasa tidak dicintai, sebenarnya bukan tidak ada yang mencintaimu, tapi kamu tidak menginginkan cinta itu.

Semoga tulisan ini bisa menambah wawasan baru.

Sekian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun