Aku sama sekali tidak pernah membayangkan hal-hal buruk tentang Ustadz Jaja.
Ustadz Jaja selalu ramah, seolah bibirnya tak bisa berhenti tersenyum.
Dan yang paling membuatku senang mengaji disini adalah ketika mendengar lantunan ayat suci yang dibacakan oleh Ustadz Jaja, sangat merdu dan menenangkan hati.
"Sodaqollohul 'adziim..."Â
"Yang paling rapih boleh pulang duluan yaa" Ucapku kepada anak-anak, diiringi dengan penyebutan nama satu per satu.
Sekarang pukul 17:00, Aku biasa mulai mengaji ba'da Magrib, dan biasanya setelah memulangkan anak-anak aku melakukan tadarus Al-Qur'an dipondokan.Â
Lokasi pondokan tempat aku mengaji berada dibelakang Masjid.
Saat itu, aku sedang berdua dengan Kak Rizma.
"Rizma, dipanggil Umi, Umi mau minta tolong" Ucap Ustadz Jaja.
"Sodaqollohul 'adziim" Ucap Kak Rizma mengakhiri tadarus Al-Qur'annya. "Iya Ustadz"
Aku melihat Ustadz Jaja tersenyum dan mempersilahkan Kak Rizma untuk pergi. Akupun mengakhiri tadarus Qur'anku dan hendak menyusul Kak Rizma kekediaman Umi yang berada persis disebelah pondokan, hanya berbeda ruangan sebenarnya.