Mohon tunggu...
immawan syarif
immawan syarif Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Magister Pendidikan Matematika Universitas Pendidikan Indonesia

Penulis Lepas

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pembelajaran Matematika Inklusif untuk Anak Berkebutuhan Khusus

31 Agustus 2021   10:28 Diperbarui: 31 Agustus 2021   10:43 1027
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ada beberapa alasan mengapa matematika harus diajarkan kepada siswa, baik siswa normal maupun siswa yang memiliki kebutuhan khusus, yaitu a) matematika mengajarkan keterampilan pemecahan masalah, b) matematika mengembangkan kemampuan siswa dalam berpikir logis, kritis dan sistematis, c) matematika mengajarkan anak disiplin dan bertanggungjawab, dan d) matematika mengajarkan siswa dalam mengambil keputusan.

Hal itulah kemudian yang menjadi alasan mengapa pentingnya belajar matematika bagi anak berkebutuhan khsusus. Anak berkebutuhan khusus sama dengan anak atau siswa pada umumnya, mereka memiliki kehidupan dan aktivitas dengan masyarakat luas. 

Belajar matematika dapat membantu dan melatih anak berkebutuhan khusus dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan masyarakat. Selain itu, belajar matematika dapat melatih kerja otak agar dapat berpikir logis dan dapat mengembangangkan kreativitasan anak. Anak yang dapat mengembangakan kreativitasannya akan dapat diterima dengan baik oleh masyarakat.

Proses pembelajaran matematika terhadap anak berkebutuhan khsusus tentunya berbeda dengan anak normal pada umumnya. Proses belajar anak berkebutuhan khusus harus didampingi oleh guru pendamping khusus (GPK), jadi selain anak diikut sertakan dalam kelas reguler bersama anak normal lainnya, mereka juga diberikan waktu khusus atau tambahan untuk belajar bersama guru pendamping khusus (GPK). Hal itu dilakukan dalam rangka mempercepat proses belajar dn pemahaman anak berkebutuhan khusus agar tidak tertinggal dari siswa normal lainnya.

Dalam proses pembelajaran matematika tentunya guru harus kreatif dan inovatif dalam mengajarkan materi yang akan disampaikan kepada siswa, hal itu dikarenakan matematika merupakan pelajaran yang abstrak dan penuh dengan rumus-rumus yang sulit dipahami oleh anak, khsusunya siswa berkebutuhan khusus. 

Pendakatan dan model pembelajaran yang menarik dan kontekstual perlu diterapkan oleh guru dalam mengajar siswa yang memiliki kebutuhan khsusus.

Guru bisa mengaitkan matematika dengan benda-benda kongkrit yang bisa dimengerti oleh siswa berkebutuhan khusus. Misalnya guru menjelaskan konsep perkalian dengan ilustrasi buah-buahan dengan menunjukkan banyaknya buah yang dikalikan. 

Atau bisa juga guru menjelaskan konsep perkalian dengan konsep jumlahan berulang dan sebagainya. Hal itu akan sedikit banyak membantu siswa berkebutuhan khusus dalam memahami materi yang disampaikan.

Konsep-konsep matematika yang mereka pelajari akan sangat membantu dalam menelesaikan berbagai masalah dalam kehidupan nyata, khususnya yang ada kaitannya dengan pelajaran matematika. 

Adapun proses pembelajaran matematika terhadap anak berkebutuhan khusus yaitu: 1) mendeskripsikan kemampuan siswa berkebutuhan khsusus, khususnya pada matematika, 2) menanamkan konsep matematika kepada siswa, 3) memanipulasi konsep matematika dengan benda atau objek nyata, 4) mengalihkan ke simbol, 5) mengkomunikasikan dan mempraktekan dalam kehidupan sehari-hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun