DIET
Dengan tinggi badan seratus enam puluh lima dan berat lima puluh kilogram, seharusnya aku tergolong tidak gemuk, walau tidak bisa dimasukkan ke deretan para model. Aku pun tidak terlalu mempermasalahkan ukuran pinggangku, selama aku masih muat masuk ke gaun berukuran M yang biasa kubeli di departmen store. Sampai pada suatu ketika kakak perempuanku yang bekerja di sebuah majalah perempuan ternama, Cosmo, mengirimiku oleh-oleh dari negeri seberang lautan..
Begitu kubuka bungkusan indah berpita hijau itu, segera tercium aroma kulit yang sangat harum. Dan begitu kukuak kertas tipis yang melapisi benda hitam agak berkilat itu, aku langsung terkesiap.
“Oh, ya Tuhan! Ini kan Hermes !!!” pekikku tertahan.
“Emang kenapa ?” tanya suamiku sambil menurunkan koran dari wajahnya.
“Hermes!” ulangku setengah tidak suka pada kekurang-tahuannya siapa Hermes.
“Ya ?” katanya lagi sambil mendekat dan menatap isi kotak itu.
“Ooooo… Hermes yang itu,” katanya kemudian dengan wajah lebih cerdas.
“Smart boy !” seruku bercanda seolah dia adalah seorang murid yang akhirnya mengerti jawaban tepat.
Aku segera membawa celana kulit itu ke dalam kamar untuk mencobanya dengan tidak sabar. Aku ingin tahu betapa kerennya diriku dalam balutan kulit wangi berwarna hitam ini.