Mohon tunggu...
Imma Soekoto
Imma Soekoto Mohon Tunggu... Freelancer - penerjemah, penulis,

Panggil saya Imma. Saya menikmati jalan kaki pagi dan minum kopi sambil mengkhayal dan mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Merah-Putih Benderaku

17 Agustus 2023   21:36 Diperbarui: 17 Agustus 2023   21:47 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

MERAH-PUTIH BENDERAKU

Imma Soekoto

Bendera Merah-Putih, bendera tanah airku. Gagah dan jernih tampak warnamu berkibarlah di langit yang biru. Bendera Merah-Putih, bendera bangsaku. (karya Ibu Sud)

Pada perayaan hari Kemerdekaan Indonesia Davin dan teman-temannya menyanyikan lagu nasional itu sambil melambai-lambaikan bendera Merah-Putih dari kertas dalam berbagai ukuran dengan bersemangat. Begitu selesai menyanyikan lagu itu mereka menghambur mengambil sepeda-sepeda yang sudah mereka hiasi dengan berbagai tema. Mereka mengayuh sepeda-sepeda berhias itu mengelilingi kompleks perumahan kami yang cukup luas. 

Di belakang konvoy sepeda yang riuh itu, berjalan barisan remaja mengenakan berbagai pakaian daerah dari seluruh penjuru negeri. Penonton yang berdiri di tepi jalan bertepuk tangan gembira dan bangga.

Setelah menyelesaikan parade sepeda Merah-Putih itu Davin dan teman-temannya menikmati es lilin Merah-Putih di halaman berumput depan rumahku. Es lilin itu terbuat dari susu putih pada bagian bawahnya dan jus strawberi pada bagian atasnya.

“Monako!” seru Reyhan sambil mengangkat es lilinnya.

“Indonesia!” sergah Joy sambil tertawa memaklumi seruan Reyhan yang masih kelas 1 SD.

“Iya, warna bendera Monako juga merah dan putih,” kata Davin sambil menjilati es lilinnya dengan nikmat. “Kalau begini, jadi bendera Polandia!” serunya sambil menjungkir balikkan es lilinnya menjadi putih-merah.

Aku tersenyum bangga mendengar percakapan anak-anak SD yang cerdas itu.

“Nimma, emangnya boleh ya dua negara punya bendera yang sama warnanya?” tanya Davin.

“Mau dengar sejarahnya?” tanyaku.

“Mauuuuu!” seru anak-anak cerdas itu.

“Ini tentang bendera Monako dan bendera Indonesia saja ya. Tentang bendera Polandia, Nimma akan ceritakan lain waktu. OK?”

“OK!” sahut mereka.

“Monako sempat tidak mau mengakui kemerdekaan Indonesia karena masalah kesamaan warna bendera kita dengan bendera mereka. Orang-orang Monako mengaku bahwa bendera mereka lahir jauh lebih awal daripada bendera kita yang baru berkibar pada hari kemerdekaan kita, 17 Agustus 1945. Mereka meminta pemerintah Indonesia untuk mengganti warna benderanya sehingga berbeda, bukan merah dan putih.

Bendera berwarna merah dan putih Monako awalnya merupakan simbol negara yang digunakan untuk menandai wilayah dinasti Grimaldi yang berhasil merebut kemerdekaannya dari Kerajaan Genoa. 

Bendera Monako yang asli bergambar simbol negara pada bagian tengahnya. Simbol itu dihilangkan ketika negara itu dianeksasi oleh Perancis pada tahun 1793 – 1814. Bendera Monako yang sekarang ini mulai dikibarkan pada 4 April 1881 pada masa pemerintahan Pangeran Charles III. Karena itulah mereka menganggap bendera merah dan putih adalah milik mereka.

Jika kita melihat sejarah warna bendera kita, ternyata warna merah dan putih telah digunakan sejak zaman Kerajaan Majapahit di Jawa Timur sebagai lambang kejayaan dan kebesarannya pada abad ke 13 hingga ke 16. 

Mereka menyebutnya sebagai Sang Saka Getih-Getah Samudera, bergaris 5 baris horizontal merah dan 4 baris horizontal putih dengan ukuran yang sama. Bendera itu melambangkan wilayah Nusantara dalam Sumpah Amukti Palapa yang diikrarkan Mahapatih Gajahmada dari Kerajaan Majapahit. Mahapatih Gajahmada bersumpah untuk tidak makan palapa sebelum menyatukan Nusantara di bawah pemerintahan Raja Hayamwuruk dari Kerajaan Majapahit.

Garis-garis merah darah (getih) itu melambangkan zat yang menghidupkan mahluk hidup, sedangkan warna putih, adalah warna getah pohon yang ada di seluruh Nusantara. Ada juga yang mengartikan simbol merah itu sebagai keberanian dan putih sebagai kesucian.

Bendera seperti itu selalu terlihat berkibar di setiap kapal perang TNI AL atau di markas TNI AL dan disebut bendera Ular-ular Perang.

Jadi, kita lebih dulu menggunakan warna merah dan putih untuk bendera.

Lalu untuk membedakan antara bendera Monako dan Indonesia, kedua negara itu bersepakat untuk menggunakan ukuran bendara yang berbeda. Perbandingan lebar dan panjang bendera Monako adalah 4:5. Jika lebar benderanya 40 cm maka panjang benderanya 50 cm. Sedangkan bendera kita adalah 2:3. Jika lebarnya 20 cm, maka panjangnya 30 cm. Bendera Monako tampak lebih pendek dan lebar dibandingkan dengan bendera Republik Indonesia.

Kalian sebagai anak-anak Indonesia harus memiliki semangat merah dan putih, yaitu berani karena benar,” aku mengakhiri ringkasan sejarah itu.

“Seperti Mahapatih Gajahmada ya, Nimma?” tanya Davin.

“Ya. Mahapatih Gajahmada mempunyai cita-cita luhur, menyatukan Nusantara. Karena itu dia berani berjuang keras untuk mencapai cita-citanya itu. Kalian juga harus begitu. Tidak boleh terlalu banyak santai, harus rajin belajar supaya cita-cita kalian tercapai.”

Bendera Merah Putih pelambang berani dan suci. Siap selalu kami berbakti untuk bangsa dan Ibu Pertiwi. Bendera Merah Putih terimalah salamku. (Ibu Sud)

Sumber: 

detik.edu

Kompas.com

Khazanah.republika.co.id

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun