Mohon tunggu...
Immanuel Lubis
Immanuel Lubis Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang penulis buku, seorang pengusaha

| Author of "Misi Terakhir Rafael: Cinta Tak Pernah Pergi Jauh" | Writer |

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

"Kekkon Dekinai Otoko": Sebuah Satire yang Menggelitik

10 Januari 2014   12:09 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:57 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Saat manusia beranjak dewasa, problematika yang paling serius adalah pilihan antara karir dan jodoh. Jika memilih karir, biasanya masalah jodoh cepat atau lambat jadi terlupakan. Seseorang tidak lagi peduli soal yang namanya cinta. Baginya, jika karir sudah mapan, soal cinta tak perlu lagi dipikirkan. Terlebih lagi untuk seorang perempuan. Apalagi, dewasa ini, cukup banyak wanita Indonesia yang mengesampingkan urusan asmara. Mereka lebih suka mengejar karir.

Memang tak salah mengejar karir. Apalagi di tengah kondisi perekonomian seperti ini. Tapi ketahuilah, cepat atau lambat, kita akan butuh seseorang yang harus jadi pendamping kita. Uang sama sekali tak bisa menjamin kita untuk mendapatkan kebahagiaan - juga melepaskan diri kita dari yang namanya kesepian. Mungkin selama orangtua masih hidup, kita menganggap remeh soal mencari pasangan hidup. Namun setelah tiada, yakinlah, kita bakal kelabakan.

Permasalahan seperti itulah yang diangkat dalam drama Jepang, Kekkon Dekinai Otoko. Tema seperti itu juga tak asing di Jepang sana. Di Jepang, orang lebih cenderung memilih karir ketimbang menikah. Memelihara anjing bahkan jadi opsi terbaik daripada mengasuh anak kandung sendiri. Jadi bisa dibilang drama ini merupakan cerminan dari kehidupan masyarakat Jepang.

Kekkon Dekinai Otoko yang keluar pada 4 Juli 2006  di Kansai TV ini bercerita mengenai Shinsuke Kuwano, seorang arsitek yang bisa dibilang cukup terkenal. Karya-karya desainnya banyak sudah diaplikasikan menjadi beberapa rumah atau bangunan yang bentuknya luar biasa. Perusahaan dimana ia bernaung sering didatangi klien. Bukan hanya itu saja, Shinsuke dan rekan kerjanya juga cukup bersahabat dengan klien. Malah tak sungkan memberikan solusi bagi masalah intern si klien.

Sayangnya berbicara soal asmara, nasib Shinsuke begitu memprihatinkan. Sudah berkepala empat, ia masih melajang. Hanya hidup sendirian di apartemennya. Kondisi ini membuat cemas ibunya yang sudah lanjut usia. Ibunya takut saat meninggal nanti, tak akan ada lagi yang mengurus dan peduli terhadap Shinsuke. Apalagi Shinsuke tergolong orang yang sering mengabaikan masalah kesehatan. Tak mengontrol apa yang dikonsumsi dan begitu memperhatikan soal karir arsiteknya.

Berbicara soal kesehatan, Shinsuke Kuwano yang orangnya cukup idealis, aneh dan keras kepala ini - diceritakan - mengalami gangguan di pencernaannya. Sudah merepotkan tetangganya, Michiru Tamura, yang ikut serta menemani di ambulans, ia bersikukuh harus dibawa ke rumah sakit Nakagawa, terlebih dibawa ke dokter yang merupakan saudara iparnya. Tapi karena kekeras-kepalaannya itu, ia jadi dapat bertemu dokter wanita bernama Natsumi Hayasaka. Dokter ini juga memiliki masalah yang sama dengannya: belum menikah di usia 40-an. Pula sama-sama mementingkan karir.

Oh iya, kalian pasti pernah dengar pepatah "Jodoh pasti tak akan kemana"? Nah mungkin drama ini juga ingin menyampaikan pada kita bahwa pepatah itu ada benarnya. Walau lama, kelak kita bakal ditemukan oleh jodoh kita. Sama seperti Shinsuke yang ternyata berjodoh dengan Natsumi. Mereka memang memiliki banyak kesamaan. Sama-sama lajang di usia lapuk. Sama-sama keras kepala. Sama-sama didesak orangtua untuk menikah. Dan masih banyak kesamaan lainnya.

Drama ini sungguh layak sekali ditonton. Banyak pesan moral yang terkandung di dalamnya. Salah satunya: ketika engkau merasa sendirian, ceklah kesekeliling; lihatlah betapa banyak orang di sekitar - yang begitu menyayangi dan peduli akan dirimu. Sama seperti Shinsuke yang tak sadar, dirinya dikelilingi oleh orang-orang yang menyayanginya. Selain itu, drama yang disutradarai oleh Yoshishige Miyake, Takashi Komatsu, dan Hisashi Ueda ini memiliki alur cerita yang tak bisa ditebak. Ceritanya dibilang ringan, sebetulnya tidak terlalu ringan. Memang drama ini banyak terselip adegan-adegan komedi yang bikin kita terpingkal-pingkal. Tapi sebetulnya selama menonton drama ini, kita harus benar-benar menontonnya dan jangan sekali-kali menontonnya secara acak. Harus ditonton urut dari episode satu sampai dua belas. Sebab cerita tiap episodenya tersebut saling berkaitan. Plus ceritanya cukup bisa bikin kita merenung sesaat.

Intinya, drama ini wajib sekali ditonton oleh kalian yang tengah berada dalam dilema memilih karir atau asmara. Problematika khas orang dewasa begitu mendominasi drama yang dibintangi aktor kenamaan, Hiroshi Abe. Malah lebih terasa sebagai sebuah satire. Bagi kalian yang tengah meriset soal Jepang, drama ini layak pula ditonton. Bisa dipastikan drama ini memang cerminan kehidupan masyarakat Jepang sekarang ini. Drama Kekkon Dekinai Otoko sungguh sebuah hiburan menarik yang banyak pelajaran bisa kita ambil. Ini juga sebuah dramaromanceyang tidak menye-menye - malah bikin ngakak, plus termenung.

RATE: 100

Genre: Komedi,Romance

Sutradara: Yoshishige Miyake, Takashi Komatsu, dan Hisashi Ueda

Jumlah episode: 12

Pemain: Hiroshi Abe, Yui Natsukawa, Takashi Tsukamoto, Ryoko Kuninaka, Reiko Takashima,...

Sumber gambar: hasil capture

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun