Mohon tunggu...
Immanuel Satya Dharma
Immanuel Satya Dharma Mohon Tunggu... Freelancer - Teknik Arsitektur UGM 2019

Writing

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Penerapan Sustainable Architecture pada Desain Fasad Bangunan

21 Desember 2020   21:10 Diperbarui: 21 Desember 2020   21:15 915
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbicara soal kaca, bahan ini merupakan bahan yang sangat menarik. Material ini mampu memberikan kesan mewah pada bangunan. Di pasaran pula terdapat banyak sekali pilihan kaca mulai dari yang murni kaca, glazed, sampai double glazed yang tentu mereduksi kemampuan material unuk meneruskan cahaya dan panas matahari. 

Sifatnya yang transparan dapat dimanfaatkan untuk banyak kegunaan. Dengan sifat ini pula berarti kaca dapat memasukkan cahaya matahari dan dimanfaatkan sebagai pencahayaan dan heating alami untuk ruangan. Namun penggunaan kaca yang berlebih tentu dapat membuat ruangan menjadi overexposed terhadap panas, terutama di daerah tropis.

Janet Wallace Art Center
Janet Wallace Art Center

Dengan pengetahuan dasar seperti yang disebutkan di atas, penulis memberikan satu desain fasad yang sangat menarik. Bangunan yang ada di foto ini adalah Janet Wallace Art Center at Macalester College di St. Paul, Minnesota. Meskipun terletak di kawasan subtropic, desain ini mampu diaplikasikan di Indonesia. Bagian muka ini diarahkan menghadap ke Selatan sebagai orientasi yang paling tidak terekspos matahari agar tidak panas. Pemilihan material kaca dapat memaksimalkan pencahayaan alami. 

Agar tidak terkesan polos, diberi aksen massa vertikal berbahan kayu. Tidak hanya sebagai elemen estetika, kayu-kayu ini juga dapat menghalangi pandangan orang dari luar ke dalam untuk menjaga privasi. Selain itu dengan matahari yang bergerak terus, maka bayangan yang dihasilkan juga akan berubah-ubah dengan ritme yang sama.

Desain ini juga masih dapat dimaksimalkan potensinya. Kaca yang digunakan merupakan kaca yang sangat transparan. Untuk alasan privasi, di beberapa ruangan dapat digunakan kaca yang translucent, tetap tembus cahaya namun tidak tembus pandang. Warna tembok juga dapat diubah menjadi putih sesuai dengan bahasan di atas mengenai karakter warna dan material. Bila masih dirasa kurang nyaman, dapat digunakan approach Mechanical and Electrical Equipment dengan Air Conditioner untuk di dalam ruangannya.

Dari bahasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa Arsitektur bukan semata-mata mengenai desain yang indah dipandang mata. Terdapat banyak aspek penting lainnya yang tidak boleh dikesampingkan. Kenyamanan ruangan menjadi salah satu faktor terbesar keberhasilan suatu desain. Dengan mengenal konsep Sustainable Design, diharapkan masalah kenyamanan dapat terselesaikan menggunakan The Three Tier Design Approach.

Sumber referensi:

https://en.wikipedia.org/wiki/Sustainable_architecture#:~:text=Sustainable%20architecture%20is%20architecture%20that,and%20the%20ecosystem%20at%20large.

https://finance-commerce.com/2019/08/sustainable-better-facades-better-building-performance/

Heating, Cooling, Lighting by Norbert M. Lechner (2015)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun