Kesimpulan
Dari apa yang telah dibahas tadi, penulis dapat menemukan jawaban atas topik yang diberikan, yaitu "Penggunaan Obat Anti Inflamasi Dapat Menghambat Pertumbuhan atau Perkembangan Otot". Penulis setuju dengan pernyataan tersebut. Dari uraian teori singkat mengenai inflamasi dan obatnya, didapatkan bahwa rasa nyeri merupakan reaksi dari tubuh dalam rangka memperbaiki sel-sel yang rusak dalam tubuh. Pada kasus ini, sel yang rusak merupakan sel otot. Rasa nyeri memberikan sinyal pada otot bahwa terdapat sesuatu yang tidak beres dalam tubuh. Setelah sinyal diterima, otak mengkoordinasi tubuh untuk memperbaiki sel-sel otot yang rusak tersebut.
Mengenai judul "Obat Anti Radang, Pemberi Harapan Palsu," penulis ingin menyampaikan bahwa obat anti inflamasi memberikan efek penghilang nyeri. Seolah olah, kerusakan pada otot telah teratasi karen sakit tidak lagi terasa. Namun nyatanya, hal ini hanya mengurangi rasa sakit dan tidak mempengaruhi perbaikan otot bahkan memperlambat perbaikan otot.
Penggunaan obat pereda nyeri, baik anti inflamasi steroid maupun non steroid dapat menghambat pertumbuhan otot. Tujuan utama obat tersebut adalah untuk menghambat pertumbuhan prostaglandin. Padahal, prostaglandin disini berfungsi untuk menciptakan rasa nyeri. Dengan begitu jika tidak ada prostaglandin, maka otak akan berfikir bahwa tubuh kita baik-baik saja sehingga tidak diperlukan perbaikan. Rasa nyeri pada tubuh hilang, namun sel-sel otot tetap mengalami kerusakan kecil. Selain itu, terdapat efek samping dari penggunaan obat-obat pereda nyeri.
Pandai-pandailah dalam memilih langkah. Biasakan melakukan pemanasan dan pendinginan sebelum dan sesudah melakukan aktivitas fisik dan meregangkan otot setelahnya. Dan juga, berhati-hatilah dalam memilih obat pereda nyeri karena beberapa memiliki efek samping yang mengerikan.
Cukup sekian artikel penulis kali ini mengenai penggunaan obat anti inflamasi yang dapat menghambat pertumbuhan otot. Semoga dengan membaca artikel ini, para pembaca mendapatkan manfaat terkait penggunaan obat anti radang. Bila terdapat kesalahan dalam penulisan, mohon dimaafkan. Jika terdapat kritik atau saran untuk artikel kedepannya, dapat dituangkan dalam kolom komentar. Terima kasih telah meluangkan waktu anda yang berharga untuk singgah sejenak di kolom opini saya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H