Mohon tunggu...
IMMANUEL ROOSEVELT
IMMANUEL ROOSEVELT Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Informatika

Hallo, nama saya Immanuel Roosevelt mahasiswa Universitas Mercu Buana dengan NIM 41520010180 Fakultas Ilmu Komputer prodi Informatika. Dosen pengampu: Apollo, Prof. Dr, M.Si.AkĀ 

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kebatinan Ki Ageng Suryomentaram pada Upaya Pencegahan Korupsi dan Transformasi Diri Sendiri

21 November 2024   08:08 Diperbarui: 21 November 2024   08:08 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

9.2. Konteks Lokal: Tradisi Jawa dan Dinamika Sosial Indonesia

Di Indonesia, tradisi Jawa yang melahirkan ajaran Ki Ageng Suryomentaram menghadapi tantangan modernitas. Beberapa faktor yang memengaruhi relevansi kebatinan dalam masyarakat lokal adalah:

  1. Pluralisme Budaya: Masyarakat Indonesia yang multikultural membutuhkan nilai universal yang dapat diterima oleh semua kelompok. Kebatinan, dengan sifatnya yang inklusif, menjadi jawaban atas kebutuhan ini.
  2. Korupsi Struktural: Di Indonesia, korupsi tidak hanya terjadi pada tingkat individu tetapi juga dalam struktur birokrasi dan politik.
  3. Ketimpangan Sosial: Kebatinan dapat menjadi alat untuk memberdayakan masyarakat marjinal dengan mengembalikan nilai keadilan dan empati.

9.3. Kebatinan Sebagai Jembatan Nilai Global dan Lokal

Kebatinan Ki Ageng berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan nilai-nilai global dan lokal, karena ia tidak membatasi diri pada tradisi tetapi menekankan inti moralitas yang bersifat universal.

10. Dimensi Transformasional Kebatinan: Dari Individu ke Sistem Sosial

10.1. Transformasi Individu: Membentuk Pemimpin Etis

Transformasi kepemimpinan dimulai dari transformasi individu. Beberapa langkah transformasional yang dapat diterapkan melalui kebatinan adalah:

  1. Self-Awareness (Kesadaran Diri): Mengenali potensi dan batasan diri untuk menghindari godaan korupsi.
  2. Emotional Regulation (Pengendalian Emosi): Mengatasi amarah, iri hati, atau rasa tidak puas yang sering kali menjadi pemicu tindakan koruptif.
  3. Moral Grounding (Dasar Moral): Memiliki nilai-nilai kebatinan sebagai fondasi dalam setiap keputusan.

10.2. Transformasi Komunitas: Kebatinan sebagai Gerakan Sosial

Kebatinan dapat diadopsi sebagai gerakan sosial untuk menciptakan perubahan kolektif. Beberapa strategi yang dapat diterapkan:

  1. Pendekatan Komunitas: Membentuk kelompok introspeksi yang fokus pada refleksi nilai.
  2. Media Literasi Moral: Menggunakan media sosial untuk menyebarluaskan nilai-nilai kebatinan.
  3. Ruang Diskusi Terbuka: Mendorong dialog lintas budaya tentang etika dan moralitas.

10.3. Transformasi Sistem: Reformasi Berbasis Nilai

Kebatinan juga dapat diterapkan pada tingkat sistemik melalui:

  1. Kebijakan Publik Berbasis Moralitas: Menjadikan nilai introspeksi sebagai salah satu indikator keberhasilan program pemerintah.
  2. Pelibatan Masyarakat dalam Pengambilan Keputusan: Mendorong transparansi melalui partisipasi aktif masyarakat.
  3. Sistem Pengawasan Independen: Menciptakan mekanisme pengawasan yang tidak hanya bersifat teknis tetapi juga etis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun