Mohon tunggu...
IMMANUEL ROOSEVELT
IMMANUEL ROOSEVELT Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Informatika

Hallo, nama saya Immanuel Roosevelt mahasiswa Universitas Mercu Buana dengan NIM 41520010180 Fakultas Ilmu Komputer prodi Informatika. Dosen pengampu: Apollo, Prof. Dr, M.Si.AkĀ 

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kebatinan Ki Ageng Suryomentaram pada Upaya Pencegahan Korupsi dan Transformasi Diri Sendiri

21 November 2024   08:08 Diperbarui: 21 November 2024   08:08 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri, Tugas Besar Etika UMB, Prof Dr Apollo

Dalam konteks korupsi, kebatinan memberikan perspektif mendalam bahwa akar dari perilaku koruptif adalah ketidakmampuan seseorang mengendalikan hasrat duniawi. Dengan introspeksi batin, individu dapat menyadari dampak negatif dari tindakan tersebut dan membangun kesadaran akan tanggung jawab sosialnya.

2. Why: Mengapa Kebatinan Relevan untuk Pencegahan Korupsi?

2.1. Analisis Akar Korupsi

Korupsi dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, mulai dari psikologis, sosial, hingga sistemik:

  1. Psikologis: Dorongan internal seperti keserakahan, rasa takut, atau rasa tidak cukup yang membuat individu terjebak dalam korupsi.
  2. Sosial: Budaya permisif yang menganggap korupsi sebagai hal biasa atau bahkan "norma" dalam masyarakat tertentu.
  3. Sistemik: Ketiadaan pengawasan yang efektif dan lemahnya sistem hukum yang memberikan ruang bagi perilaku koruptif.

Ajaran kebatinan mengatasi akar psikologis korupsi dengan mendorong introspeksi, pengendalian ego, dan penanaman nilai-nilai kejujuran.

2.2. Korupsi sebagai Penyakit Moral

Korupsi bukan hanya pelanggaran hukum, tetapi juga refleksi dari degradasi moral. Dalam hal ini, kebatinan menjadi relevan karena menawarkan pendekatan moral dan spiritual yang lebih mendalam dibandingkan pendekatan hukum semata.

2.3. Pentingnya Kepemimpinan Diri

Korupsi sering terjadi karena seseorang gagal memimpin dirinya sendiri. Misalnya, seorang pejabat yang tidak dapat mengendalikan nafsu untuk kekuasaan cenderung menyalahgunakan wewenang. Kebatinan mengajarkan bahwa kepemimpinan sejati dimulai dari kemampuan mengendalikan diri, mengenali batasan, dan bertindak untuk kebaikan bersama.

3. How: Bagaimana Kebatinan Dapat Diterapkan?

3.1. Implementasi Kebatinan dalam Kehidupan Sehari-hari

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun