Mohon tunggu...
IMMANUEL ROOSEVELT
IMMANUEL ROOSEVELT Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Informatika

Hallo, nama saya Immanuel Roosevelt mahasiswa Universitas Mercu Buana dengan NIM 41520010180 Fakultas Ilmu Komputer prodi Informatika. Dosen pengampu: Apollo, Prof. Dr, M.Si.AkĀ 

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kebatinan Ki Ageng Suryomentaram pada Upaya Pencegahan Korupsi dan Transformasi Diri Sendiri

21 November 2024   08:08 Diperbarui: 21 November 2024   08:08 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri, Tugas Besar Etika UMB, Prof Dr Apollo

15. Kebatinan dan Psikologi Modern: Relevansi dalam Kesejahteraan Mental

15.1. Pengaruh Kebatinan pada Psikologi Positif

Psikologi positif tidak hanya berfokus pada menghilangkan gejala gangguan psikologis, tetapi juga menekankan pengembangan aspek-aspek positif dalam diri manusia. Dalam hal ini, kebatinan dan psikologi positif memiliki kaitan erat pada beberapa poin:

Mindfulness (Kesadaran Penuh):
Kebatinan melihat hidup di saat ini sebagai esensi dari kedamaian batin. Dalam terapi psikologi modern, mindfulness digunakan untuk membantu pasien mengurangi kecemasan dan stres, terutama melalui praktik meditasi dan latihan pernapasan yang menenangkan sistem saraf. Penelitian menunjukkan bahwa mindfulness meningkatkan kemampuan regulasi emosi dan mengurangi gejala gangguan stres pasca-trauma (PTSD).

Flow State:
Kebatinan memberikan panduan praktis untuk mencapai harmoni batin yang sejalan dengan konsep flow. Dalam kebatinan, harmoni ini sering dicapai melalui aktivitas yang memiliki makna spiritual, seperti berdoa, berkesenian, atau menjalankan tugas harian dengan penuh kesadaran. Pada level neurologis, flow mengaktifkan bagian otak yang berhubungan dengan kepuasan dan kebahagiaan, menunjukkan bagaimana kebatinan dapat memberikan dampak fisiologis nyata.

Gratitude (Rasa Syukur):
Konsep rasa syukur dalam kebatinan mengajarkan pentingnya menghargai hal-hal kecil dalam hidup. Dalam psikologi positif, rasa syukur diketahui berkorelasi dengan peningkatan kebahagiaan, penguatan hubungan sosial, dan penurunan tingkat depresi. Dengan menerapkan kebatinan, individu belajar menerima realitas dengan hati terbuka, mengubah penderitaan menjadi pelajaran, dan menumbuhkan rasa syukur bahkan dalam situasi sulit.

15.2. Kebatinan sebagai Terapi Kognitif

Prinsip-prinsip kebatinan dapat diintegrasikan ke dalam terapi kognitif modern untuk membantu individu menghadapi tantangan psikologis. Kebatinan tidak hanya menawarkan solusi untuk masalah emosional tetapi juga membangun fondasi mental yang kuat.

  1. Mengatasi Stres:
    Kebatinan mengajarkan praktik penerimaan netral, di mana individu menerima pengalaman emosional tanpa terlalu larut atau melawan. Pendekatan ini mirip dengan terapi penerimaan dan komitmen (Acceptance and Commitment Therapy/ACT), yang digunakan untuk mengurangi kecemasan dan depresi.
  2. Meningkatkan Resiliensi:
    Resiliensi, atau kemampuan bangkit dari kesulitan, merupakan inti dari kebatinan. Dengan introspeksi, individu dapat mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan diri, memahami pola pikir destruktif, dan menggantinya dengan pola pikir yang lebih positif.
  3. Mengelola Konflik Batin:
    Konflik batin sering kali menjadi akar dari masalah psikologis seperti gangguan kecemasan atau depresi. Kebatinan menawarkan pendekatan yang mendalam melalui meditasi reflektif untuk memahami dualitas pikiran dan menemukan harmoni antara keinginan dan kebutuhan.

16. Studi Kasus Lanjutan: Implementasi Kebatinan di Berbagai Sektor

16.1. Sektor Pendidikan

Pendidikan dapat menjadi wahana yang efektif untuk menanamkan nilai-nilai kebatinan, yang berdampak positif pada perkembangan siswa, baik secara akademik maupun moral.

  • Kurikulum Kebatinan:
    Integrasi kebatinan dalam kurikulum dapat dilakukan melalui pelajaran khusus yang mengajarkan introspeksi, pengendalian emosi, dan nilai-nilai universal seperti kejujuran dan kerja sama. Contoh implementasinya meliputi praktik meditasi sebelum memulai pelajaran atau diskusi kelas tentang pentingnya moralitas dalam kehidupan sehari-hari.
  • Proyek Kolaboratif:
    Dalam proyek sosial, siswa dapat belajar tentang empati dan kerja tim melalui nilai-nilai kebatinan. Proyek seperti membantu masyarakat lokal, menjaga lingkungan, atau mendampingi kelompok rentan dapat meningkatkan kesadaran sosial siswa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun