Animasi : Animasi membuat presentasi yang statis menjadi lebih hidup. Penggunaan efek motion sederhana seperti wipes, fades, zooms, dan dissolves saja sudah membantu menghidupkan produk multimedia anda. Penggunaan animasi ini bisa dilakukan pada teks, gambar bergerak, slideshow, bahkan video.Â
Video: Video adalah element multimedia yang paling kuat dan mudah menarik perhatian audiens. Elemen video membantu anda untuk mempresentasikan pesan. Audiens juga akan lebih cepat mengingat apa yang mereka dapat lihat. Â Walaupun begitu, proses pembuatan video cukup kompleks dan sulit. Ada banyak hal teknis yang perlu dipelajari seperti footages, B-roll, A-roll, ratio video, safe title area, angle, durasi, dan lain-lain.
Seorang jurnalis atau kreator perlu menyusun naskah dan storyboard agar setiap informasi bisa diwujudkan dalam berbagai elemen tanpa tumpang tindih.Â
Berikut adalah contoh dari penggunaan multimedia yang interaktif. The New York Times "Snow Fall : The Avalanche at Tunnel Creek" karya John Branch adalah sebuah produk jurnalistik yang cukup kompleks. Narasi ini terdiri dari 6 bagian dengan elemen teks, foto, audio, video, hingga slideshow.Â
Nah, menarik bukan? untuk anda yang ingin mengetahui tips membuat konten multimedia yang interaktif. Silakan mendengarkan podcast ini.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H