Mohon tunggu...
Immanuella Devina
Immanuella Devina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi, UAJY

Communers'19 be a voice, not an echo.

Selanjutnya

Tutup

Film

Memahami Kekecewaan Rick Riordan terhadap Film Adaptasi "Percy Jackson & The Olympians"

7 Desember 2021   12:37 Diperbarui: 7 Desember 2021   13:06 1232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cuplikan film Percy Jackson : Sea Of Monsters (2013). Sumber: 20TH CENTURY FOX/FACEBOOK

Siapa yang tidak mengenal tokoh fiksi Percy Jackson? tokoh utama dari kisah para manusia setengah dewa atau demigod dalam novel pentalogi “Percy Jackson & The Olympians”  karya Rick Riordan. 

Kisah para demigod ini telah mendapatkan perhatian yang luar biasa dari para fansnya yang masih loyal hingga kini. 

Kisah Percy Jackson tidak hanya bisa kita baca melalui novel tetapi juga melalui film adaptasinya. Sampai saat, ini terdapat dua film adaptasi kisah Percy Jackson dan kawan-kawannya, yaitu Percy Jackson & The Olympians : The Lightning Thief  (2010) oleh sutradara produser Chris Columbus dan Percy Jackson: Sea of Monsters (2013) oleh  Thor Freudenthal. 

Nah,  tahukah anda kalau banyak penggemar, khususnya bagi mereka yang sudah membaca novel pentalogi “Percy Jackson & The Olympians” yang kecewa dengan dua adaptasi film ini? Simak apa yang terjadi dan salah dari kedua film tersebut dari artikel ini

Kekecewaan Rick Riordan terhadap Film Adaptasi Novelnya 

Rick Riordan. Sumber : Getty/FilmMagic.
Rick Riordan. Sumber : Getty/FilmMagic.

Berdasarkan berita yang dikutip oleh USA Today (8/6/2020), Rick Riordan menjawab salah satu pertanyaan fans tentang tanggapannya terkait film adaptasi Percy Jackson & The Olympians. 

Ia mengkritik bahwa film tersebut jelas adalah sebuah kesalahan dan seharusnya diganti dengan dua jam layar yang kosong. 

 “Well, to you guys, it’s a couple hours’ entertainment. To me, it’s my life’s work going through a meat grinder when I pleaded with them not to do it. So yeah. But it’s fine. All fine. We’re gonna fix it soon.” - Rick Riordan, 2020. 

Rick Riordan mengaku belum pernah menonton kedua film adaptasi novelnya. Kritikannya tersebut berdasarkan naskah skrip yang Ia baca.  “Saya paling peduli dengan ceritanya. Saya jelas tidak membenci para aktor, bukan kesalahan mereka. Saya hanya menyesal mereka harus terseret dalam kekacauan tersebut,” ujarnya pada salah satu cuitan di Twitter. 

Novel “Percy Jackson & The Olympians” telah memiliki fandom yang loyal sejak kemunculannya pada tahun 2005. Novel pentalogi ini telah menjadi buku yang best-selling tidak hanya di Amerika tetapi di dunia. Oleh karena itu, tidak heran kalau penggemar ini memiliki ekspektasi tinggi dari adaptasi filmnya. 

Sayangnya, kedua film adaptasi dari Fox ini gagal untuk mengesankan para penggemar. Para penggemar merasa tidak bisa merasakan dunia ajaib milik Rick Riordan. Lalu, ada juga yang mengkritik bahwa terdapat perubahan dari karakter di Percy Jackson. Plot cerita juga dilihat cukup menyimpang dari narasi aslinya (Labonte, 2020). 

Kira-kira kenapa ya kritikan dan kekecewaan ini bisa terjadi? sebelumnya mari kita mengenal terlebih dahulu tentang film adaptasi

Dari Novel Menjadi Film

Novel Pentalogi
Novel Pentalogi "Percy Jackson & The Olympians". Sumber: Gramedia.com

Konsep film adaptasi dicetuskan oleh George Bluestone dalam bukunya berjudul Novels to Film (1957). Ia menjelaskan studi tentang “Two Ways of Seeing.” atau ‘dua cara melihat’ (Braudy & Cohen, 2004, h.382). 

Menurut George Bluestone, buku merupakan medium linguistik sedangkan film adalah media visual. Keduanya sangat berbeda sehingga hal itu menjadi tantangan bagi para pembuat film untuk bisa menghasilkan film adaptasi (Braudy & Cohen, 2004, h.382). 

Sejak kemunculannya film adaptasi pada 1900-an, film mulai menjadi sebuah hiburan naratif yang menghidupkan cerita novel hingga saat ini. 

Alasan para pembuat film melanjutkan fenomena ini sepertinya terlihat dari dorongan komersial dan rasa menghargai yang tinggi untuk sebuah karya sastra. Tidak dapat dipungkiri, pembuat film memiliki ekspektasi bisa mendapatkan popularitas dan kehormatan dari pembaca karya sastra (Braudy & Cohen, 2004, h. 384). 

Masalah utama dari film adaptasi adalah tentang keaslian. Kritik tentang fidelity atau kesetiaan terhadap novel menjelaskan bahwa selalu ada perbedaan dari novel dan film adaptasi. Idealnya adalah pembuat film memiliki pendekatan yang mirip dengan narasi yang dibuat oleh penulis. Pembuat film memastikan adaptasi berhasil dan menunjukkan esensi dari karya (Braudy & Cohen, 2004, h. 386). 

Namun, sama seperti kasus pada film Percy Jackson & The Olympians : The Lightning Thief dan Percy Jackson: Sea of Monsters (2013), keaslian dan kemiripan 100% dengan novel adalah hal yang mustahil untuk dilakukan. Hal ini karena film adaptasi tersebut adalah media baru hasil dari interpretasi dan imajinasi pembuat film, dalam hal ini Chris Columbus dan Thor Freudenthal dan tim mereka. 

Beberapa penulis novel pada masa itu meminta adanya kategori untuk film adaptasi sehingga dapat mengetahui sampai sejauh mana keaslian film adaptasi dari novel. George Wagner memiliki tiga kategori untuk film adaptasi (h.389) commentary, transposition, dan analogy. 

Peran Rick Riordan dalam Produksi Film Percy Jackson 

Berdasarkan ketiga kategori sebelumnya, saya melihat bahwa Percy Jackson & The Olympians: The Lightning Thief (2010) khususnya adalah termasuk dari kategori commentary.

Kategori commentary film adaptasi adalah etika  film mengubah beberapa hal dari novel baik secara sengaja maupun tidak sengaja atas keinginan sutradara film. Pada proses ini ada interpretasi ulang dan kreasi ulang (Braudy & Cohen, 2004, h.389). 

Opini ini berdasarkan kritikan dan 2 email feedback yang Rick Riordan bagikan melalui official websitenya pada tahun 2018. Rick Riordan secara umum menjelaskan tiga poin kritikan dan masukan untuk tim produksi film Percy Jackson & The Olympians: The Lightning Thief (2010): 

  • Kesesuaian usia Tokoh

  • Struktur Cerita 

  • Kepenulisan

Kesesuaian tokoh

Pada film  Percy Jackson & The Olympians: The Lightning Thief (2010), Percy digambarkan berusia sekitar 17 tahun. Padahal, pada novel asli, Percy Jackson diceritakan masih berumur 12 tahun. Rick Riordan menjelaskan bagaimana dampaknya bagi para penonton yang merupakan anak-anak dan remaja hingga pada aspek ekonomi (Rick Riordan, 2018). 

Ia berpendapat, bahwa mengubah usia Percy Jackson sama saja dengan kalah sebelum berperang. Serial novel Percy Jackson ini sudah terkenal dikalangan anak-anak usia 9-12 tahun. Rick Riordan menegaskan bahwa produser film bisa kehilangan audiens mereka. Hal ini karena anak-anak tersebut sudah kenal dengan Percy Jackson dan kisahnya (Rick Riordan, 2018).

“ These kids are the seed audience for the movie. They are the ones who will show up first with their families, then tell their friends to go, or not go, depending on how they liked it..” Rick Riordan, 2018

Struktur Cerita dan Kepenulisan

Rick Riordan melihat ada banyak perubahan cerita yang secara keseluruhan dinilai tidak berasal dari cerita yang sama. Terdapat beberapa karakter tokoh yang diubah dan beberapa scene yang ditambahkan. Rick Riordan juga menilai bagaimana dialog yang disusun flat dan tidak lucu (Rick Riordan, 2018). 

Karya Rick Riordan terkenal dengan humornya yang ringan dan masuk akal. Karakter Percy Jackson sendiri juga humoris dan itu adalah aspek penjualan dalam film itu. Walaupun begitu, hal itu tidak ditunjukkan di dalam film (Rick Riordan, 2018)

Viktoria Ridzel/RickRiordan.com
Viktoria Ridzel/RickRiordan.com

Berdasarkan saran dan kritikan Rick Riordan sebelum film muncul dapat dilihat bahwa tidak ada perubahan signifikan yang diambil oleh produser film. 

Keaslian cerita dan narasi tidak menjadi perhatian utama. Opini ini bisa dijawab dengan masalah budget, aktor, setting yang dialami oleh pihak produksi film.  Walaupun begitu, saya melihat bahwa produksi adaptasi novel Percy Jackson ini adalah berdasarkan kepopuleran yang novel itu miliki selama belasan tahun. Hal ini sudah menjadi perhatian para penulis novel sejak abad 19. 

Percy Jackson memiliki fandom remaja yang loyal membuat para pembuat film tertarik untuk mengadaptasi dan membawa mereka untuk menonton film tersebut. Namun, pada kasus novel Percy Jackson, keaslian seharusnya menjadi perhatian utama produser film. Kepopuleran mengakibatkan banyak orang yang telah mengenal kisah Percy Jackson. Penonton akan selalu membandingkan aspek-aspek yang ada dalam film dengan novel yang ada. 

Pengalaman setiap penonton tentu akan berbeda. Pada akhirnya, keputusan apakah sebuah film adaptasi berhasil adalah berdasarkan dari pengalaman setiap individu. Namun, keputusan setiap penonton akan saling mempengaruhi penonton yang lain dalam skala yang lebih luas (Leitch, 2008). 

Sayangnya, pada kedua film Percy Jackson ini mendapat banyak kritikan dan kekecewaan dari penggemar novel karya Rick Riordan. Walaupun begitu, tahun ini Rick Riordan telah mengumumkan rencana untuk pembuatan live action Percy Jackson Disney+ series  pada tahun 2023. 

Semoga kali ini, para demigod bisa berekspektasi akan adaptasi yang lebih baik! Bagaimana pendapat anda? 

Daftar Pustaka

Braudy, L. & Cohen, M. (2004). Film Theory & Criticism (Edisi ke-7). New York : Oxford University Press

Labonte, R. (2020). Percy Jackson Author Slams Movies But Admits He hasn’t Seen Them. Screenrant. Diakses pada 5 Desember 2021 dari https://screenrant.com/percy-jackson-author-rick-riordan-movies-reaction/ 

Leitch, Thomas. (2008). Adaptation, the Genre. Adaptation. Oxford University Press, 1(2). 106-120  10.1093/adaptation/apn018.   

Trepany, C. (2020, Juni 8). ‘Percy Jackson’ Author Rick Riordan, not a fan of the film adaptations, call them a ‘mess’. USA Today. Diakses pada 3 Desember 2021 dari https://www.usatoday.com/story/entertainment/books/2020/06/08/percy-jackson-author-rick-riordan-slams-film-adaptations/5324131002/ 

Rick Riordan. (2018). Memories from my TV/Movie Experience. Diakses pada 6 Desember 2021 dari https://rickriordan.com/2018/11/memories-from-my-tv-movie-experience/ 

Rought, K. (2021, Agustus 1). ‘Percy Jackson 3’ isn’t happening and author Rick Riordan couldn’t be happier. Diakses pada 5 Desember 2021 dari https://www.hypable.com/percy-jackson-3-movie-logan-lerman/ 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun