Istilah "online" dan "multimedia" tentunya tidak asing bagi kita yang sering menjelajah internet. Istilah ini juga sering dikaitkan dengan jurnalisme. Namun, apa perbedaannya?
Terdapat perbedaan yang mencolok antara jurnalisme online dan jurnalisme multimedia yaitu:Â
jurnalisme online menghasilkan produk jurnalistik di Internet sedangkan jurnalisme multimedia menghasilkan produk jurnalisme online dengan berbagai format media
Selengkapnya, yuk kita bahas satu per satu dari kedua istilah ini beserta contoh medianya
Mengenal jurnalisme onlineÂ
Jurnalisme online merupakan aktivitas jurnalistik dimana produk yang dihasilkan akan ditayangkan melalui situs online atau World Wide Web.
Jurnalisme ini dapat dikatakan hanya berpindah medium atau wadahnya. Awalnya, produk berita didistribusikan melalui media konvensional seperti surat kabar, TV, dan radio. Sekarang, produk tersebut berupa digital yang dapat diakses oleh siapapun di internet.
Mark Deuze dikutip oleh Widodo dalam buku "Jurnalisme Multimedia" menyebutkan bahwa ada empat jenis jurnalisme online yaitu :Â
1. Mainstream News sitesÂ
Situs berita yang menyediakan informasi dari media mainstream. Biasanya produk berita yang dihasilkan tidak terlalu berbeda dengan bentuk cetak. Selain itu, situs ini cenderung tertutup. Contoh: Okezone.com, Kompas.id atau Detik.com
2. Index and Category sites
Situs jurnalisme satu ini memberikan ruang bagi siapapun untuk membagikan informasi, tips dan tricks, memberikan komentar, ataupun link. Namun. media ini juga menyajikan berita editorial. Jenis jurnalisme online ini sering dikaitkan dengan istilah mesin pencari. Contoh : Yahoo dan Google Â
3. Meta & Comment sites
Situs jurnalisme yang memiliki fungsi untuk mengawas media-media mainstream
4. Share & Discussion sitesÂ
Situs untuk saling berbagi informasi, berita, saran, dan ide untuk publik di internet.
Contoh jurnalisme online pada media  KOMPAS.ID
Kompas.id adalah platform berita  mainstream berkualitas yang isi atau konten berita sama dengan koran atau ePaper Kompas. Pada berita di atas, artikel yang diberikan juga lebih lengkap. Isu-isu yang diangkat juga merupakan  isu yang penting dan memiliki nilai berita bagi masyarakat.Â
Pada berita "Selain Ganjil Genap Permanen, Realisasi Jalur Puncak II Ditunggu" tersebut hanya terdapat teks dan gambar sebagai visual dari berita tersebut. Produk ini tidak memenuhi kriteria untuk jurnalisme multimedia.Â
Selanjutnya, tentang jurnalisme multimediaÂ
Jurnalisme multimedia adalah jurnalisme yang menghasilkan produk banyak media seperti teks, video, foto, gambar, inforgrafis, audio, dan lain-lain. Suatu produk jurnalisme dikatakan multimedia jika memiliki setidaknya tiga jenis media. (Widodo, 2020,  h.24)
Contoh jurnalisme multimedia di media online Liputan6.comÂ
Untuk mengetahui contohnya, kita bisa melihat artikel berjudul "Infografis 115 Pulau di Indonesia Terancam Tenggelam" pada situs liputan6.comÂ
Pada satu artikel tersebut terdapat tiga produk media sekaligus : teks, gambar, dan video. Beberapa kata juga ditautkan dengan website lain berupa hyperlink yang disebut sebagai hipertekstual.
Karakteristik jurnalisme multimediaÂ
Mark Deuze dari University of Amsterdam, melalui artikel jurnalnya menunjukkan terdapat dua acara untuk mendefinisikan jurnalisme multimedia. Pertama, multimedia diartikan sebagai penyajian berita menggunakan dua atau lebih format media seperti teks, musik, gambar bergerak, animasi, elemen interaktif, dan hipertekstual. Kedua, multimedia dapat diartikan sebagai sebuah integrasi (namun tidak terbatas) pada email, televisi, email, radio, atau surat kabar.
Untuk memahami eksistensi jurnalisme multimedia, kita dapat melihat dari perspektif organisasi,/institusi dan perspektif produser seperti jurnalis. Kebutuhan untuk beralih menjadi multimedia, media berita banyak bergabung dengan media atau organisasi lain. Hal ini dapat membantu mereka untuk menayangkan produk jurnalistiknya melalui lebih dari satu saluran.
Institusi atau organisasi media dari tingkat konvergensi dapat dilihat sebagai berikut:
- Kemitraan dengan organisasi media lain (jurnalistik dan non jurnalistik) untuk menyediakan, mempromosikan, menggunakan kembali, atau bertukar berita. Contohnya seperti media Kumparan.com yang bekerjasama dengan aggregator LINE TODAY untuk membantu menyediakan berita dari Kumparan untuk audiens di aplikasi LINE tersebut.
- Proyek pemasaran dan manajemen lintas media
- Pembentukan penelitian dan pengembangan strategi
- Faktor regulasi seperti undang-undang lokal, industri, atau aturan serikat pekerja
Dari perspektif produser atau jurnalis, konvergensi media yang berkaitan dengan jurnalisme multimedia ini memberikan tekanan bagi individu untuk tetap membuat keputusan yang etis dan bertanggung jawab, serta melibatkan beragam sumber dalam produk mereka.
Hal ini berhubungan dengan karakteristik dari audiens di internet yang terkanl "aktif" dan "partisipatif" seperti menjelajah di web, mencari data, dan mengunjungin forum diskusi. Selain itu, orang terbiasa membaca situs web dibandingkan bentuk konvensional, apalagi jika topiknya menarik untuk mereka.
Orang-orang juga lebih menyukai menonton video dan mendengarkan radio dari internet Hal-hal ini mengakibatkan orang-orang yang bekerja di industri media perlu menambah kompetensi di bidang multimedia untuk bisa memenuhi kebutuhan audiens.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H