Bumi, 19 September 2016
Untuk Sang Alfa dan Omega
Di tempat terindah
Salam hangat dari Bumi dan seluruh isinya,
Pertama – tama, aku ingin menyampaikan rasa terima kasih yang begitu besar kepada-Mu atas segala anugrah dan karunia yang telah aku terima dan nikmati sepanjang hidupku hingga detik ini, aku diberi kesempatan untuk menulis surat kepada Sang Maha. Surat ini bukan melulu mengenai kepentinganku saja sebagai seorang individu, tapi juga membahas seluruh ciptaan-Mu, manusia, hewan, tumbuhan, dan segala benda yang hidup dan tak hidup di dunia yang begitu megah ini. Oh, sebelumnya aku akan memperkenalkan diriku.
 Namaku Ella dan statusku saat ini adalah pelajar. Umurku masih jauh dari seperempat abad karena aku masih SMA. Aku tinggal di salah satu negara yang Kau anugrahi dengan keindahan alam yang begitu menakjubkan. Sayang, warga disini terlalu tamak dan buta oleh keduniawian. Ini yang mendasari alasanku untuk menulis surat dari pandangan kacamataku terhadap dunia, atas keluh kesah anak – anakMu terhadap kondisi yang ada saat ini.
Kami, semua ciptaan-Mu yang menempati ‘dunia ’yang Kau ciptakan sangat berterima kasih. Terutama kami, manusia. Kami diberi burung – burung di udara, ikan – ikan di laut, segala hewan yang melata maupun merayap, segala tumbuh – tumbuhan, segala yang hidup dan tak hidup. Dan yang paling berharga adalah akal, budi, dan kebebasan.
Segalanya Kau ciptakan baik adanya dan tentu tujuanMu pun baik. Aku tentu yakin Engkau bisa melihat segala yang terjadi di planet ini karena Engkau adalah sutradara dari segala penampilan di Bumi ini. Tapi aku juga yakin, skenariomu adalah yang terbaik. Tujuan pemberian kebebasan terhadap manusia juga tidak bermaksud buruk. Tidak tertulis dalam skripmu kejadian – kejadian yang menyayat hati seperti pembunuhan, perusakan alam, pornografi, ketamakan, dan semua keburukan yang tidak dapat kusebutkan satu persatu. Kebebasan yang Kau berikan telah disalah gunakan. Manusia seperti tertutup kain hitam dan tidak tahu arah yang benar.Â
Manusia seringkali lupa kepadaMu, Sang Pencipta Alam Semesta yang Maha Dashyat ini. Mereka lupa perintahMu. Mereka mengeksploitasi segala kepunyaanMu dan pada akhirnya menggunakan segala ciptaan yang Kau berikan kepada kami untuk memberontak. Apakah ini sesuatu yang baik? Tentu tidak. Akal yang kau berikan kepada kami juga kami salah gunakan untuk menyakiti orang lain, seperti membuat produk – produk yang membahayakan kaum kami sendiri. Manusia diberi akal budi agar mereka bisa memilah mana yang baik dan buruk. Namun tidak lagi.
Selain itu, cobaan – cobaan yang Kau berikan dengan maksud baik yaitu untuk menguatkan manusia dan mengembalikan mereka ke jalan yang benar. Namun, banyak dari manusia menafsirkan bahwa dengan cobaan tersebut Engkau sudah tidak mencintai mereka lagi sehingga mereka banyak berpaling ke Iblis. Padahal, cobaanMu dan godaan Iblis merupakan dua hal yang jauh berbeda, namun manusia terlalu nuta untuk menyadari itu.
Hal ini bagaikan Engkau sedang bermain catur dengan Iblis. KemenanganMu ditentukan oleh pion – pionMu, pribadi masing – masing manusia. Tentu aku sendiri ingin permainan ini Engkau menangkan.
Iblis memang keji, Iblis tidak tahu ampun, Iblis memang besar. Namun, aku yakin Engkau lebih besar dan cerdik dari Iblis. Engkau mampu memberi hikmah pada setiap cobaan dan godaan yang ditulis oleh Iblis. Engkau mengajak kami untuk bertobat dan kembali ke jalan yang benar, untuk mengambil amanat dari setiap kejadian yang tidak kita sukai, untuk melihat sisi positif dari segala kejadian yang ada disini. Sayang, tidak semua kaumku melangkah di landasan yang tepat, manusia masih terbutakan oleh hal – hal duniawi.
Manusia itu egois, tak punya terima kasih.
Ingin menguasai dunia, tapi tak melihat imbas.
Hanya bisa meminta, tapi tak pernah memberi.
Untuk apa bangga memiliki segalanya.
Untuk apa kamu memiliki dunia jika kamu tidak memiliki iman, bahkan sebesar biji sesawi.
Tuhan duga engkau dengan beragam dugaan,
namun tak pernah sekalipun ia menarik senyuman.
Berbahagialah kamu yang percaya walaupun tidak melihat.
Semoga dengan curahan hati ini, kami manusia, bisa Engkau beri kekuatan dalam menghadapi segala cobaanMu, bukan meminta untuk menghapuskan tantangan hidup. Beri kami kesadaran pula, untuk lebih bisa memilah yang benar dan salah, menolak godaan Iblis, dan kembali ke jalanMu, jalan kebenaran dan hidup. Semoga kami para manusia, bisa hidup berdampingan satu sama lain dan bersama – sama merubah dunia ini kembali seperti semula, memperbaiki segala kerusakan yang sudah kami akibatkan. Mungkin memang butuh waktu yang tidak singkat, namun setidaknya kami berjalan perlahan menuju pintu Surga yang kekal, demi kemuliaan NamaMu yang lebih besar.
Mungkin cukup sampai disini saja curahan hati dari makhluk kecil ini. Aku ingin menyampaikan permohonan maaf yang sungguh besar jika aku pernah berbuat dosa. Maaf juga bila ada kata – kata yang tidak mengenakkan hatiMu. Sebenarnya masih banyak curahan hati yang ingin kuceritakan, namun akan kusimpan lain waktu. Siapa tahu, suratku selanjutnya akan memiliki isi yang berbalik dari sekarang.
Sampai jumpa lain waktu di masa yang akan datang.
Pion Kecil
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H