Mohon tunggu...
Hans Immanuel
Hans Immanuel Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa aktif S1 Akuntansi UNAIR

Sedang belajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penurunan Nilai Moral dan Teladan dalam Konten yang Ditonton oleh Anak-Anak

23 November 2024   22:57 Diperbarui: 23 November 2024   23:56 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
The Owl House Episode 16: Enchanting Grom Fright

Film animasi anak atau yang lebih sering dikenal sebagai kartun merupakan bagian besar dari media hiburan bagi anak-anak sampai saat ini. Tentu konten yang anak-anak tonton akan mereka ingat. Bahkan, ada riset yang menyatakan bahwa secara umum orang akan ingat 85% dari  apa yang mereka lihat di televisi setelah 3 jam dan 65% setelah 3 hari (Arsita et al., 2014).

 Karena hal tersebut, biasanya anak senang meniru Gerakan atau perkataan yang ada di dalam film animasi atau kartun yang mereka ingat. Dalam beberapa kasus, anak bahkan dapat menghafal semua 1,025 nama Pokmon.

Film animasi atau kartun sendiri tidak selalu berdampak buruk bagi anak-anak. Bahkan, beberapa riset telah menyimpulkan bahwa film animasi anak atau kartun dapat memengaruhi anak-anak secara positif (Indayani et al., 2022). Walaupun begitu, perilaku dan kebiasaan buruk anak bisa juga berakar dari tontonan mereka.

Baru-baru ini, lebih tepatnya dari awal pandemi COVID-19 sampai saat ini, terjadi sebuah tren yang menarik dalam dunia entertainment, terutama dalam bidang film animasi anak atau kartun. Raksasa perfilman seperti Disney dan Pixar mengalami penurunan dalam kualitas kartun mereka, terutama nilai-nilai moral yang kartun mereka tawarkan. 

Dalam film mereka, mulai muncul karakter-karakter yang merepresentasikan kaum LGBTQ+ (Screen Rant, 2022). Hal ini mungkin terjadi karena masyarakat barat yang sudah mulai terbuka dengan budaya LGBTQ+ dan menginginkan lebih banyak representasi dari LGBTQ+ di bidang entertainment. Selain itu, cerita yang mereka tulis terasa hampa dan tidak memiliki nilai moral yang jelas, seolah-olah mereka sudah lupa dengan target penonton mereka.

Selain menonton kartun dan film animasi di TV, anak-anak juga sering menonton konten yang ada di Youtube. Konten-konten ini biasanya juga berupa film animasi atau kartun, hanya saja berdurasi lebih pendek.

 Salah satu konten yang populer dan menarik bagi anak-anak saat ini yaitu animasi Skibidi Toilet. Skibidi toilet merupakan seri animasi 3D yang dibuat oleh Alexey Gerasimov yang menceritakan tentang peperangan antara manusia toilet dengan manusia manusia televisi. 

Seri animasi tersebut menarik banyak perhatian dan sebagai hasilnya, channel Alexey Gerasimov, "DaFuq!?Boom!", meraih 41 juta subscriber di bulan Mei 2024 (dataconomy.com, 2023). Seri animasi ini juga menjadi meme yang sangat terkenal di media sosial seperti tiktok dan Instagram.

https://buzz.nayag.com/
https://buzz.nayag.com/

Dalam segi moral dan teladan, seri animasi Skibidi Toilet sendiri tidak menunjukan kualitas yang baik pula. Ceritanya yang terlalu absurd membuat anak-anak yang menontonnya mengembangkan kebiasaan dan tingkah laku yang sama absurdnya. 

Contohnya menyanyikan lagu yang sering terputar di seri animasi tersebut. Anak-anak yang menonton Skibidi Toilet akan suka bernyanyi "skibidi dob dob dob dob yes yes yes skbidi dib dib dib" dan semacamnya. Kondisi anak yang seperti ini seringkali disebut netizen sebagai "brainrot".

Oleh karena semua ini, perlu adanya evaluasi ulang terhadap konten-konten yang dikonsumsi anak, terutama film animasi dan kartun. Film animasi dan kartun yang menjadikan anak kecil sebagai target penonton seharusnya berkualitas dan mampu memberikan teladan yang baik. 

Tidak hanya itu, orang tua seharusnya juga paham akan dampak dari konten yang ditonton oleh anak mereka. Orang tua, sebagai pelindung anak, seharusnya memilah film animasi dan kartun dengan baik. Jangan sampai generasi penerus bangsa terkena dampak dari konten-konten tidak bermutu yang beredar di berbagai media saat ini.

Daftar Pustaka:

Arsita, M., Hasyim, A., & Adha, D. M. M. (2014). PENGARUH TAYANGAN FILM KARTUN TERHADAP POLA TINGKAH LAKU ANAK USIA SEKOLAH DASAR.

dataconomy.com. (2023). The YouTube Skibidi Toilet series has earned 8 billion views and counting, https://dataconomy.com/2023/08/21/what-is-skibidi-toilet-all-about-youtube/.

Indayani, N. F., Rusmayadi, R., & Musi, M. A. (2022). Pengaruh Film Animasi Terhadap Perilaku Moral Anak Usia 5-6 Tahun. JECED: Journal of Early Childhood Education and Development, 4(1), 59--68. https://doi.org/10.15642/jeced.v4i1.1876

Screen Rant. (2022). 20 Times Disney Featured LGBTQ+ Characters In Movies &TV Shows, https://screenrant.com/disney-lgbt-characters-movies-tv-shows/.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun