Mohon tunggu...
Imla Qolbi
Imla Qolbi Mohon Tunggu... Freelancer - Rakyat biasa

Membaca adalah caraku melihat dunia. Menulis adalah caraku mengabadikan peristiwa. Rumah lain di dunia maya ada di https://www.imlaqolbi.my.id/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Seatap dengan Mertua, Yakin Horor?

11 Mei 2024   12:19 Diperbarui: 11 Mei 2024   12:22 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: KlikDokter

Sudah menjadi tabiatnya bahwa semakin manusia bertambah tua, pikirannya semakin mirip anak kecil. Terkadang, mertua tiba-tiba tersinggung oleh hal sepele, minta sesuatu yang sebenarnya kurang bermanfaat, punya pendapat yang berbeda dengan menantu, dan sebagainya.

Kalau sudah demikian, memantu yang notabene lebih muda harus tetap waras. Ingat, mertua adalah orang tua. Mereka tidak sepengalaman kita. Kadang kala mereka memang, maaf, "bodoh". Tapi mereka tetap orang tua yang harus kita hormati. Oleh karena itu, kita harus bisa memahami perasaan mereka, sehingga bisa mengambil tindakan atau mengemukakan pendapat yang tidak menyinggung hati mereka. Orang tua itu urusan yang sensitif.

Nah, kalau sudah ada komunikasi yang baik, walaupun tidak akrab, cukup untuk membuat rumah tangga tidak lagi terasa horor. Kalau kita bisa memahami perasaan mertua, cekcok menantu dan mertua bisa dihindari. Relasi menantu dan mertua pun menjadi lebih baik. Ingat, setiap rumah tangga pasti punya masalah, entah dengan pasangan sendiri, mertua, kertabat, teman atau yang lainnya.

Cara kita menyikapinyalah yang membuat hasilnya berbeda. Jadi, hidup seatap dengan mertua tidak selalu horor seperti yang sering kita dengar. Setidaknya, itulah yang dialami oleh penulis. Jadi, mari tingkatkan kepekaan kita terhadap lingkungan sekitar khususnya orang-orang di sekeliling kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun