Mohon tunggu...
Imla Qolbi
Imla Qolbi Mohon Tunggu... Freelancer - Rakyat biasa

Membaca adalah caraku melihat dunia. Menulis adalah caraku mengabadikan peristiwa. Rumah lain di dunia maya ada di https://www.imlaqolbi.my.id/

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Indari Mastuti: Ampuhnya Konsep Story Telling untuk Branding

15 Agustus 2022   08:00 Diperbarui: 15 Agustus 2022   08:06 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai seorang pemula yang terjun dalam dunia online shop, wajar jika mengalami kebingungan ketika harus menawarkan barang kepada orang lain. Banyaknya orang yang menjual dagangannya di media sosial juga bisa membuat seorang pemula minder atau merasa malu, apakah produknya akan disukai atau tidak. Pada akhirnya, mereka hanya asal mengunggah foto barang dagangan yang terkadang saking banyaknya foto yang diunggah bisa membuat orang lain ilfeel.

Indari Mastuti punya cara ampuh untuk mengatasi hal tersebut, yaitu dengan konsep story telling. Pendiri Indscript Creative ini bahkan bisa meraih omset ratusan juta rupiah dari jualan di Facebook dan whatsApp dengan cara ini. Dalam sesi live di Istagram Indscript Creative, Indari Mastuti menjelaskan bahwa konsep story telling ini bisa menjadi cara mudah untuk jualan online, khususnya bagi ibu-ibu.

Mengapa bisa demikian, dan benarkah story telling ini dapat digunakan untuk menaikkan branding sehingga usaha menjadi lebih dikenal? Yuk, simak ulasannya berikut ini.

Story Telling, Cara Jualan Paling Cocok untuk Ibu-Ibu

Konsep jualan dengan story telling pada dasarnya adalah seperti menceritakan keseharian yang biasanya dilakukan oleh ibu-ibu. Dikatakan bahwa cara ini paling cocok untuk ibu-ibu, tidak lain karena kaum perempuan lebih suka bercerita dan selalu mempunyai banyak cerita. Ketika sedang memasak, mengurus anak yang rewel, atau kumpul bersama teman-teman arisan, semuanya bisa menjadi bahan cerita.

Indari Mastuti juga melakukan hal yang sama. Dalam setiap unggahannya, pendiri komunitas IIDB (Ibu-Ibu Doyan Bisnis) ini selalu menceritakan kegiatannya sehari-hari. Tinggal bagaimana menuliskan bahan cerita tersebut hingga membentuk kalimat yang mudah dipahami dan memiliki makna. Lebih baik lagi, jika diselipkan quote-quote tertentu atau solusi dari masalah-masalah kecil yang sering dialami ibu-ibu. Kemudian, sisipkan produk yang akan dijual atau bisa juga dengan menyisipkan link yang berisi tentang berbagai produk yang dijual.

Cara ini bisa dilakukan bahkan untuk ibu-ibu yang sebenarnya tidak banyak bicara di dunia nyata. Namun, untuk menghasilkan cerita singkat yang baik tentu perlu banyak latihan. Merangkai kata menjadi bermakna tidak semudah kelihatannya. Oleh karena itu, harus dilatih sedikit demi sedikit. Apalagi, hampir semua orang punya media sosial lebih dari satu. Ini bisa dimanfaatkan untuk melatih story telling.

Story Telling Sebagai Cara untuk Membangun Branding

Selain bisa digunakan sebagai cara jualan untuk pemula, konsep story telling ini juga bisa digunakan untuk membangun branding. Jika ingin dikenal sebagai penulis, buatlah story telling yang isinya mengarah kepada dunia penulisan. Jika ingin dikenal sebagai pebisnis kuliner, buatlah story telling yang isinya berhubungan dengan dunia kuliner, dan seterusnya.

Dengan menggunakan cara ini, lama-kelamaan orang lain akan tahu bahwa dia adalah seorang penulis atau seorang pebisnis kuliner. Jadi, dengan story telling membangun citra diri atau memperkenalkan produk yang dimiliki menjadi lebih murah dan mudah.

Tidak Seperti Jualan Walau Sebenarnya Jualan

Terkadang, selalu mengunggah barang jualan di media sosial membuat orang lain merasa jenuh karena setiap membuka media sosial, semua temannya jualan barang. Akhirnya orang lain malas untuk melihat unggahan tersebut. Namun, dengan story telling aktivitas jualan tidak lagi terasa seperti jualan.

Hal ini dikarenakan, dalam unggahannya penjual lebih banyak bercerita daripada jualan. Walau pada akhirnya memang ada barang yang ditawarkan, tetapi banyak pembaca yang bisa melihat sisi manfaat dari cerita yang dibagikan. Apalagi jika cerita tersebut bisa menginspirasi orang lain. Hal ini tentu akan membuat orang lebih tertarik dengan unggahan tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun