Mohon tunggu...
Imla Qolbi
Imla Qolbi Mohon Tunggu... Freelancer - Rakyat biasa

Membaca adalah caraku melihat dunia. Menulis adalah caraku mengabadikan peristiwa. Rumah lain di dunia maya ada di https://www.imlaqolbi.my.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Indonesia Menghentikan Sementara Pengiriman PMI ke Malaysia, Apa Masalahnya?

16 Juli 2022   07:05 Diperbarui: 16 Juli 2022   07:16 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: kemlu.go.id

Ada kabar terbaru dari hubungan Indonesia dan Malaysia. Negara yang bertetangga dekat ini rasanya sudah sering masuk berita karena hal-hal yang kurang menggembirakan. Masih teringat jelas di ingatan bagaimana dahulu Malaysia berusaha mengklaim salah satu pulau di Indonesia. Malaysia juga pernah berusaha mengklaim batik sebagai warisan budaya mereka.

Yang paling baru adalah kabar bahwa Indonesia menghentikan sementara pengiriman PMI (Pekerja Migran Indonesia) ke Malaysia. Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa Indonesia mengambil langkah demikian?

Penyebab Indonesia Menghentikan Sementara Pengiriman PMI ke Malaysia

Sudah menjadi sesuatu yang umum manakala sering ditemui rakyat Indonesia yang bekerja di luar negeri, termasuk Malaysia. Malaysia menjadi salah satu tujuan rakyat Indonesia untuk mencari nafkah dengan bekerja di berbagai sektor. Sebagian besar pekerja perempuan bekerja di sektor domestik, seperti menjadi asisten rumah tangga. Sedangkan pekerja laki-laki bekerja di sektor industri atau konstruksi. Dahulu, para pekerja ini disebut TKI (Tenaga Kerja Indonesia), dan sekarang berubah menjadi PMI (Pekerja Migran Indonesia).

Pada bulan April kemarin, Indonesia dan Malaysia telah menandatangi MoU atau Nota Kesepahaman tentang penempatan dan perlindungan pekerja migran Indonesia di Malaysia melalui one channel system atau sistem satu kanal. MoU ini bertujuan untuk memberikan perlindungan maksimal kepada PMI, agar hal-hal yang tidak diinginkan dapat dihindari.

Kasus yang sering menimpa PMI seperti tidak mendapatkan gaji selama berbulan-bulan sangat merugikan pekerja Indonesia. Dengan sistem ini, PMI yang hendak ke Malaysia harus melalui agensi resmi. PMI akan melalui serangkaian pelatihan terlebih dahulu sebelum diberangkatkan ke Malaysia. Namun, Malaysia telah melanggar MoU tersebut dengan menggunakan sistem Maid online (SMO) untuk perekrutan pekerja Indonesia.

Sistem maid online ini dinilai sangat merugikan pekerja Indonesia karena tidak melalui pelatihan terlebih dahulu, dan tidak ada jaminan perlindungan yang jelas. Padahal kedua negara telah sepakat menandatangi MoU. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia mengambil langkah tegas dengan menghentikan sementara pengiriman PMI ke Malaysia.

Lebih parahnya lagi, kementerian dalam negeri Malaysia menanggapi masalah ini dengan sikap arogan. Dia mengatakan tidak takut dengan kebijakan yang diambil Indonesia karena masih banyak negara lain yang bisa mengirimkan pekerja ke Malaysia. Sikap ini tentu tidak patut dicontoh. Mereka yang melanggar tetapi mereka pula yang arogan.

Dampak Penghentian Sementara Pengiriman PMI ke Malaysia

Ketika ibu kota Indonesia sudah sesak oleh pekerja dari berbagai daerah, Malaysia menjadi salah satu alternatif untuk mengubah nasib. Apalagi bagi mereka yang hanya lulusan SD atau SMP. Mengadu nasib di negeri orang menjadi pekerjaan yang menjanjikan untuk meningkatkan taraf perekonomian.

Namun, kabar buruk bagi mereka yang ingin mengadu nasib ke negeri Jiran, karena kebijakan Indonesia menghentikan sementara pengiriman PMI ke Malaysia. Mereka harus mengubur angannya untuk segera berangkat ke Malaysia, setidaknya selama batas waktu yang belum ditentukan. Nasib mereka di penampungan menjadi hal yang dipertanyakan keluarga di kampung halaman.

Malaysia juga termasuk negara yang ikut terdampak. Negara kecil di semenanjung melayu ini membutuhkan banyak tenaga kerja asing untuk memenuhi kebutuhan pekerja mereka. Oleh karena itu, banyak negara yang mengirimkan pekerjanya ke Malaysia, termasuk Indonesia. Namun, dengan kebijakan Indonesia ini, Malaysia kemungkinan akan kekurangan tenaga kerjanya.

Lalu, sampai kapan kebijakan pemerintah ini akan berlangsung, dan bagaimana nasib pekerja yang hendak ke Malaysia? Kita nantikan saja kabar terbarunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun