Mohon tunggu...
Imi Suryaputera™
Imi Suryaputera™ Mohon Tunggu... Administrasi - Jurnalis, Penulis, Blogger

Pria, orang kampung biasa, Pendidikan S-3 (Sekolah Serba Sedikit)\r\n

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ribut Rebutan Jasa

3 Mei 2016   18:21 Diperbarui: 3 Mei 2016   18:27 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada yang dapat sebutan pahlawan tanpa tanda jasa. Mereka ini tak pernah ribut soal siapa diantara mereka yang berjasa tapi yang mereka ributkan adalah selalu soal status, gaji dan tunjangan.

Mereka itu tak bakal meributkan siapa yang berjasa bisa membebaskan para sandera Abu Sayyaf. 

Di negeri ini jika bicara soal siapa yang berjasa, bisa-bisa dimanipulasi tergantung siapa yang paling banyak suara pendukungnya. Jika boleh soal siapa yang berjasa ini pooling lewat SMS seperti menentukan pemenang di ajang pencarian bakat, maka yang terpilih berjasa adalah yang banyak duit dan royal.

Sejarah sudah membuktikan mereka yang benar-benar berjuang dan patut dikatakan berjasa justru kalah oleh pencitraan yang didukung mayoritas, apalagi jika didukung oleh media dalam berbagai bentuk.

Cut Nyak Dien, Dewi Sartika, Christina Martha Tiahahu, Nyi Hajar Dewantara, Walanda Maramis, Cut Meuthia, dan Rohana Kudus, mereka ini tak diragukan jasa-jasanya terhadap bangsa ini, tapi yang diakui berjasa dan diabadikan namanya sebagai pahlawan malah Kartini yang cuma bisa menuliskan ide-ide lewat surat yang dikirimkan kepada para teman Belanda penjajah negerinya.

Apakah cuma Soekarno dan Hatta yang banyak jasanya sehingga melupakan jasa-jasa Tan Malaka, Amir Syarifudin Harahap, Khairul Saleh yang dikarenakan mereka berhaluan ideologi sosial dan komunis lalu jasa-jasa mereka dihilangkan begitu saja dari sejarah (?)

Atau kita tak lagi mengingat jasa seorang Syafruddin Prawiranegara, yang karena jasanya negeri ini masih bisa eksis hingga hari ini, karena beliau lah yang menyelematkan negeri ini dengan membentuk Pemerintahan Darurat RI di Bukittinggi.

Terlalu banyak dari mereka yang benar-benar berjasa di negeri ini tapi dengan mudah dan seenaknya kita abaikan dan lupakan begitu saja, lalu kita sibuk berebut jasa yang bukan hak kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun