[caption id="attachment_257209" align="aligncenter" width="620" caption="Ilustrasi/Admin (kompas.com)"][/caption] Rencana kenaikan harga BBM oleh pemerintah, di daerah kami tak membuat warga resah. Apakah BBM jenis Solar, Bensin, maupun Minyak Tanah (Mitan) yang harganya mau dinaikkan, warga tampak biasa-biasa saja. Harga BBM sudah lama naik. Harga BBM jenis Solar, Bensin, maupun Mitan, sudah sangat lama naik di daerah kami. Harga Solar dan Bensin di SPBU; yang harga bersubsidinya dipatok seharga Rp 4.500 per liter, tak jarang dijual oleh pihak SPBU seharga Rp 4.700 per liter, apalagi bila yang membeli adalah para pengumpul yang akan dijual kembali ke pihak lain. Bensin juga sama dijual seharga Rp 4.700 per liter, dijual ke para pedagang pengecer seharga diatas Rp 5.000, lalu dijual kepada para pembeli seharga antara Rp 6.000 hingga Rp 10.000 per liter, tergantung jarak antara pengecer dengan lokasi SPBU. Adapun Mitan, justru tak jarang harganya lebih mahal dari jenis Solar dan Bensin. Rata-rata Mitan dijual seharga Rp 8.000 per liter. Bensin murni tanpa oplosan. Dengan lebih mahalnya harga Mitan melebihi harga Bensin, maka tidak mungkin pihak pedagang menjual Bensin yang dioplos dengan Mitan. Dulunya memang ada pedagang eceran yang jual Bensin eceran dengan oplosan Mitan. Mencampur Solar dengan Mitan pun pasti tidak mungkin dilakukan, karena harga Solar juga dibawah harga Mitan, jelas rugi. Perkara harga BBM akan naik, sudah biasa di daerah kami, di Kabupaten Tanah Bumbu; sebuah kabupaten yang termasuk dalam wilayah Propinsi Kalimantan Selatan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H