[caption id="attachment_184908" align="alignleft" width="300" caption="Pantai Pagatan (foto: doc pribadi)"][/caption] Ribuan manusia tak henti berdatangan ke Pagatan, sebuah kota kecamatan yang terletak persis di bibir laut jawa, di bagian tenggara pulau kalimantan. Sejak menjelang 3 minus H, warga dengan berbagai kendaraan bermotor terus berdatangan seolah iringan gelombang laut, memadati pantai Pagatan. Para pengunjung datang dari berbagai daerah di wilayah Kalimantan Selatan, bahkan dari luar daerah. Kedatangan mereka untuk menyaksikan pesta laut yang digelar setiap tahun oleh para nelayan dari etnis Bugis yang telah menghuni wilayah pesisir pantai Pagatan sejak retusan tahun lalu. Acara yang berbau ritual mistis ini digelar tiap tahun pada bulan April. Sebetulnya prosesi acara hanya dilakukan satu hari, yang disebut puncak pesta laut atau dikenal dengan sebutan 'mappanretasi', yang mana berbagai sesaji dipersembahkan ke tengah laut dengan dipimpin oleh seorang 'sanro' semacam dukun. Yang membuat acara ini ramai dikunjungi adalah, adanya berbagai hiburan seni, dari kesenian tradisional berbagai etnis hingga kesenian kontemporer seperti dangdut maupun jenis musik lainnya, serta wahana permainan untuk anak-anak. Disamping itu di tepi pantai yang cukup panjang ini, terdapat dan dipadati oleh pedagang dan warung dadakan. Berbagai macam dagangan dari makanan, minuman, mainan anak-anak, pakaian, serta kebutuhan lainnya dijual di areal pesta laut ini. Yang juga menjadi perhatian para pengunjung, adanya para warga yang mendirikan tenda-tenda dengan memasang peralatan sound system. Masing-masing tenda ini membunyikan musik yang keras yang diiringi oleh mereka yang berminat menari. Dan sudah tentu sebagian besar diantara mereka yang menari itu sudah 'memakai' baik minuman keras maupun psikotropika. Hal ini bisa didengar dari lagu-lagu yang mereka putar, house music, serta gerakan menari mereka yang ngawur dan aneh. [caption id="attachment_184909" align="alignright" width="300" caption="Penikmat House Music (foto: doc pribadi)"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H