Aku ingat terdapat sebuah kamus bahasa Inggris-Indonesia yang tersimpan di lemari. Aku pun mengambinya, membolak balik mencari arti kedua kata di benda tersebut. Kata untuk Siemens tak kutemukan, yang ada kata Mobile yang artinya bergerak, atau alat komunikasi yang bisa dibawa-bawa.
Barulah pikiranku agak terbuka. Kepada istriku kukatakan benda itu pastilah semacam alat telpon. Dia cuma memandang bengong kepadaku.
"Coba tanyakan ke H. Bustami, teman abang itu, siapa tahu dia ngerti," saran istriku.
Benar juga saran istriku. Soalnya temanku itu setahuku sering berpergian keluar daerah, paling tidak ia lebih tahu daripada aku (swear, aku gaptek sekali waktu itu).
Dengan berjalan kaki lagi aku pergi ke rumah H. Bustami. Untunglah temanku sedang berada di rumahnya.
Tak banyak basa basi benda itu aku keluarkan dan kuserahkan ke dia. "Ini telpon seluler atau biasa disebut ponsel," kata H. Bustami setelah menerima benda aneh itu (maklum waktu itu tahun 2000, belum ada yang pakai polsel di daerahku).
"Kapan kamu beli ini, disini kan belum ada jaringannya ?" Tanya H. Bustami.
"Siapa juga yang beli, aku barusan menemukannya di jalan," sahutku.
"O......kukira kamu yang beli," ujarnya manggut-manggut.
Benar juga dugaanku, benda itu pastilah semacam telpon. Maklum yang namanya telpon aku cuma sering lihat di film ataupun di tivi.
"Daripada nggak bisa dipakai disini, aku saja yang pakai untuk keperluan diluar daerah, nanti bila sudah terpasang jaringan disini, aku belikan kamu yang baru," kata H. Bustami.