Aku tanyakan kenapa harga emas tak sama dengan harga madu, damar dan kayu manis. Mereka semua menjawab, emas itu barang perhiasan yang sulit mendapatkannya sehingga harganya pun lebih mahal.
Olala......ternyata mereka tahu membedakan antara emas dan benda lainnya.
Ini kisah perjalananku yang sudah cukup lama, namun masih lekat dalam ingatanku, tahun 1996 lalu. Aku sempat lebih sebulan lebih berada di perkampungan etnis Dayak itu. Perihal madu, damar dan kayu manis, kami sempat membeli sebanyak hampir 20 jeriken berkapasitas 25 liter, adapun damar dan kayu manis tak banyak yang kami peroleh. Sayangnya pembeli madu yang menerima hasil pencarian kami di pulau Jawa, tak memperpanjang pembelian madu asli dari pedalaman Kalimantan, karena lebih tertarik dengan madu dari hasil lebah piaraan. Dan sejak itu aku tak pernah lagi mengunjungi perkampungan itu lagi. Kudengar informasi dari beberapa orang yang juga pernah berkunjung kesana, di sekitar perkampungan itu kini dipenuhi lahan kelapa sawit.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H