Mohon tunggu...
Imi Suryaputera™
Imi Suryaputera™ Mohon Tunggu... Administrasi - Jurnalis, Penulis, Blogger

Pria, orang kampung biasa, Pendidikan S-3 (Sekolah Serba Sedikit)\r\n

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Let's Eat Mandai on Monday

13 April 2012   10:30 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:39 1103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sepintas dari jauh buah cempedak mirip nangka yang bentuknya kecil. Jangan salah, cempedak beda dengan nangka, dan tak akan pernah terjadi pohon nangka berbuah cempedak ataupun sebaliknya. Cempedak, pohon dan daunnya memang mirip nangka. Kulit cempedak pun mirip sekali dengan nangka. Bedanya, nangka isinya agak besar, biji nangka pun lebih besar dan berbentuk agak lonjong. Sedangkan isi cempedak agak kecil dengan biji lebih kecil dari biji nangka, berbentuk agak bundar. Rasa nangka kalah manis dari cempedak meski sama-sama berwarna kuning. Kemudian serat-serat dalam buah nangka yang menutupi isinya agak besar dibandingkan cempedak yang seratnya rapat menutupi isi buah. Buah cempedak ini merupakan buah musiman, muncul cuma setahun sekali untuk beberapa minggu. Buah ini banyak tumbuh secara liar di pedalaman hutan Kalimantan, atau ada juga yang memang sengaja ditanam di kebun oleh warga. Di Kalimantan terutama di wilayah Kalimantan Selatan, cempedak dikenal dengan sebutan 'tiwadak' oleh warga etnis Banjar maupun Dayak. Musim buah cempedak ini biasanya bersamaan dengan munculnya buah-buahan musiman yang lain seperti duku (langsat), rambutan, durian, gandaria (ramania), dan binjai. Ada hal yang menarik dari cempedak, yakni seluruh bagian dari buah ini semua dapat dimanfaatkan untuk makanan kecuali kulit paling luarnya yang kasar berduri kecil-kecil. Isi cempedak berwarna kuning yang menutup bijinya bisa langsung dimakan. Isi cempedak bisa juga dilumuri tepung, digoreng seperti halnya pisang goreng. Sedangkan bijinya, direbus, diberi garam, bisa dinikmati sebagai camilan. Konon biji cempedak rebus sangat paten menyembuhkan penyakit sulit buang angin. Makanya mereka sehabis makan biji cempedak rebus biasanya terus menerus kentut alias buang angin. Adapun kulit cempedak setelah bagian paling luarnya dibuang, dipotong-potong, kemudian direndam di air hangat, diberi garam, dimasukkan ke tempat seperti toples, ditutup rapat, dibiarkan untuk beberapa hari. Kulit cempedak yang disimpan di toples tersebut, dikenal dengan sebutan 'mandai'. Untuk memakan mandai ini, digoreng, atau dioseng dengan campuran bumbu-bumbu, untuk lauk makan nasi selain ikan maupun daging. Rasa mandai ini enak dan gurih, sehingga ada yang mengibaratkan mandai sebagai daging dari buah. Selain kulit cempedak yang bisa dibikin mandai, kulit nangka juga bisa dimanfaatkan untuk mandai, namun rasanya tak seenak kulit cempedak. Mandai ini akan sangat berguna bila di rumah tak ada lauk. Bila lidah orang jawa menyebutnya jadi "mandei", kedengarannya seperti orang Inggris menyebut hari Senin. Jadi mandai akan sangat pas bila dimakan sebagai lauk pada hari Senin, "let's eat mandai on monday." :lol:

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun