Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) di negeri ini sudah benar-benar bobrok tampaknya, lebih tepat lagi mental para petugasnya.
Bagaimana tidak, cerita para Mantan Napi agaknya bukan isapan jempol belaka jika mengungkapkan kondisi di Lapas itu akan bisa dibuat nyaman bagi siapa yang memiliki uang dan mampu "menyogok" para petugas.
Beberapa Mantan Napi yang saya kenal mengungkapkan mereka di Lapas meski badan terkurung namun masih bisa menikmati Narkoba, Minuman Keras, maupun kesenangan lainnya layaknya orang-orang di luar Lapas. Menurut mereka, semua bisa didapatkan dan dibawa masuk ke dalam Lapas asalkan ada duit dan berani membayar para petugas yang bisa disogok.
Untuk mendapatkan kebutuhan yang diperlukan oleh Napi yang berduit, bisa melakukan kontak dengan orang-orang di luar Lapas, apakah itu saudara, keramat, famili, maupun teman atau sahabat. Bagaimana para Napi itu bisa kontak jika tidak melalui ponsel yang masih bisa dimiliki oleh para Napi tertentu, siapa lagi kalau bukan Napi yang bisa menyogok petugas.
Baru-baru tadi 11 Napi diamankan Satgas Lapas Kelas II A Bengkalis Riau. Mereka kedapatan sedang berpesta Narkoba jenis Sabu. Setelah dilakukan tes urine, mereka dinyatakan positif menggunakan Narkoba. Para Napi yang menggunakan Narkoba itu tak ada yang mengaku sebagai pemilik Sabu yang mereka gunakan. Ini sangat aneh. Kemungkinan Sabu itu diantar oleh Jin ataupun makhluk tak kasat mata, sehingga tak seorang pun para Petugas Lapas yang mengetahuinya sehingga lolos begitu saja bisa masuk ke sel para Napi dan berada di tangan para pesakitan itu.
Siapa yang kita tuding paling mungkin penyebab Narkoba itu bisa masuk ke Lapas dan berada di tangan para Napi jika bukan para Petugas Lapas. Mereka lah pintu pertama yang berjaga dan memeriksa tiap bawaan para tamu pembesuk.
Saya pernah beberapa kali membesuk kenalan yang sedang menjalani hukuman di Lapas, semua barang bawaan saya diperiksa; dompet saya diminta dikeluarkan semua isinya oleh petugas, adapun ponsel, rokok berikut pemantik api tak boleh dibawa masuk untuk menemui Napi, dititipkan ke petugas.
Nah, ini artinya jika ada barang-barang terlarang seperti minuman keras, obat-obat koplo hingga Narkoba bisa masuk ke dalam Lapas, sudah pasti ada diantara para Petugas yang sudah menerima suap atau sogok sehingga bisa lolos. Sangat naif bila menyalahkan orang-orang selain para Petugas.
Agaknya kondisi Lapas yang sedemikian ini perlu ada lembaga independen semacam NGO yang menjadi Pengawas Lapas, semacam Komisi Independen yang anggotanya terdiri dari unsur LSM, Ormas, Pakar Hukum, Praktisi Kesehatan, dan kalangan Pers; Wartawan maupun Jurnalis.
*Sumber : indonesiarayanews.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H