Sudah sejak lama Mat Himpal selalu menemukan tulisan Provinsi, padahal dulu ditulis Propinsi. Begitupun tulisan lainnya yang mengandung unsur abjad P dan F.
Pada sebuah kesempatan nongkrong di kedai Bu Ardi, Mat Himpal menumpahkan kekesalannya terhadap perubahan penulisan beberapa kata dalam bahasa Indonesia. Kekesalan itu ia tumpahkan ke Tuh Kangkung.
"Tak usah terlalu dipikirkan, kalau dibaca oleh kebanyakan orang Indonesia tetap saja yang terdengar bunyi abjad P," timpal Tuh Kangkung.
"Aku kesal saja. Bahasa Indonesia itu tidak konsisten dalam penulisan dan perkataan," ujar Mat Himpal sambil menggaruk kepala persis seekor monyet Bekantan.
Mat Himpal pun bicara banyak ke Tuh Kangkung perihal beberapa tulisan yang mengganggu pikirannya. Mat Himpal menyebut kata; aktivitas yang kini ditulis aktifitas, aktiva menjadi aktifa.
"Kenapa sih abjad dalam bahasa Indonesia tak dibuat sederhana saja, misalnya abjad yang bunyi lapalnya mirip seperti P, F, dan V disatukan menjadi P saja," ujar Mat Himpal uring-uringan.
Ia pun mencontohkan beberapa kata seperti sesuai keinginannya; televisi menjadi telepisi, fitnah = pitnah, foto = poto, Fantasi = pantasi, verbal = perbal, aktif = aktip, aktivitas/aktifitas = aktipitas, sifat = sipat, dan sebagainya.
"Itu maunya kamu, maunya para pakar bahasa jelas berbeda," sahut Tuh Kangkung.
"Sudah jelas itu, mereka kan pakar, tapi paling tidak kita bisa menyederhanakan abjad yang dipakai dalam bahasa Indonesia," ujar Mat Himpal membela diri.
Mat Himpal pun kembali menyebut beberapa kata serapan dari bahasa mancanegara misal; shalat sebaiknya ditulis saja solat, Allah = Alloh, izin = ijin, zaman = jaman, zakat = jakat, syarat = sarat, bank = beng, tank = teng, tanker = tengker, charter = carter, tekhnik = tehnik atau teknik, akhir = ahir, qari = kori, qariah = koriah, quran = kuran, dan seterusnya.
Menurut Mat Himpal dengan demikian maka penulisan kata dalam bahasa Indonesia tak ada lagi abjad konsonan; F, V, X, Z, Q, Sh, Sy, Kh, dan Nk.
"Kalau misal ingin menggunakan istilah asing, tulis saja sesuai tulisan aslinya dengan arti/maknanya dalam kurung," tambah Mat Himpal.
Ini usulan Mat Himpal untuk bahasa Indonesia, yang meski mengikut perkembangan jaman tapi tetap punya ciri tersendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H