Dengan meningkatkan produksi pangan, terutama beras, pemerintahan Soeharto berhasil menjaga stabilitas harga pangan di pasaran.
4. Stabilitas Sektor Keuangan
Soeharto menyadari pentingnya menjaga stabilitas sektor keuangan. Pemerintahannya memperkuat regulasi dan pengawasan terhadap sektor keuangan untuk mencegah terjadinya spekulasi dan manipulasi pasar yang dapat menyebabkan gejolak harga dan inflasi.
5. Pengelolaan Nilai Tukar Rupiah
Stabilitas nilai tukar rupiah juga menjadi perhatian Soeharto. Pemerintahannya secara bijaksana mengelola nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, sehingga ekspor dan impor dapat berjalan seimbang. Dengan demikian, tekanan inflasi akibat fluktuasi nilai tukar dapat dihindari.
6. Dukungan Terhadap Industri Dalam Negeri
Soeharto mempromosikan dan mendukung perkembangan industri dalam negeri. Dengan memperkuat industri lokal, produksi barang konsumsi dalam negeri meningkat, dan ketergantungan pada impor dapat dikurangi. Hal ini membantu mengendalikan harga dan inflasi.
7. Kebijakan Fiskal yang Cermat
Soeharto juga menggunakan kebijakan fiskal yang cermat untuk menekan inflasi. Pemerintahannya berfokus pada pengelolaan anggaran dengan bijaksana dan mengurangi defisit anggaran yang berlebihan.
Dengan kebijakan fiskal yang disiplin, Soeharto berhasil menjaga stabilitas ekonomi dan mencegah inflasi yang tidak terkendali.
Secara keseluruhan, keberhasilan Soeharto dalam menekan inflasi dapat diatribusikan pada komitmen kuat, kerjasama dengan lembaga keuangan, pengendalian pertumbuhan uang beredar, fokus pada produksi pangan dalam negeri, stabilitas sektor keuangan, manajemen nilai tukar, serta dukungan terhadap industri lokal.