Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam pembentukan karakter dan perkembangan peserta didik. Di dalamnya, peran guru tidak hanya terbatas pada transfer pengetahuan, tetapi juga mencakup aspek-aspek lain yang penting untuk perkembangan holistik peserta didik, salah satunya adalah layanan bimbingan dan konseling. Layanan ini menjadi sangat krusial dalam membantu peserta didik mengatasi berbagai masalah yang dapat mempengaruhi proses belajar dan perkembangan pribadi mereka. Masalah-masalah ini bisa bersifat akademis, sosial, emosional, maupun masalah karier.
Guru, sebagai ujung tombak pendidikan, memiliki tanggung jawab besar dalam menyediakan layanan bimbingan dan konseling. Peran guru dalam konteks ini tidak hanya sebagai pengajar, tetapi juga sebagai pembimbing dan konselor yang membantu peserta didik memahami diri mereka sendiri, mengembangkan potensi mereka, serta mengatasi hambatan yang mungkin mereka hadapi. Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam tentang peran guru dalam pemberian layanan bimbingan dan konseling menjadi sangat penting.
Observasi ini saya lakukan di SMP Negeri 3 Kota Sorong, Jl. Basuki Rahmat Km 12, Klamana, Kec, Sorong Timur, Kota Sorong Prov. Papua Barat Daya. Dimana saya akan mewawancari guru yang bertugas sebagai guru bimbingan konseling di sekolah ini.Â
Guru yang saya wawancarai adalah ibu En yang bertugas selaku guru bimbingan konseling. Awal saya datang ke SMP Negeri 3 Kota Sorong saya melihat kondisi sekolah yang bersih dan rapih. saya datang tidak sendiri tetapi dengan beberapa teman dari Universitas Muhammadiya Sorong atau yang biasa di sebut UNAMIN, kami datang membawa surat izin untuk melakukan wawancara dan syukurnya kami di trima dengan baik dan langsung di izinkan untuk ketemu secara langsung dengan guru BK.
Awal pertemuan saya dengan guru Bk atau yang biasa di panggil ibu En saya sedikit kaget karena beliau adalah guru saya semasa SMP, saya alumni dari sekolah ini. Sebelum saya melakukan wawancara tentang Bimbingan Konseling terlebih dahulu saya menayakan kabar guru dan sedikit basa-basi tentang perkembangan sekolah ini.Â
Singkat cerita wawancara pun di mulai di mana saya menayakan beberapa pertanyaan tentang peran ibu selaku guru bimbingan konseling, apa saja yang ibu lakukan sebagai guru bimbingan konseling dan apa saja hambatan selama ibu menjadi guru bimbingan konseling di sekolah ini.
Setelah pertanyaan yang saya ajukan untuk ibu En saya lanjut bertanya tentang permasalahan peserta didik di sekolah ini, dan ternayata hasil yang saya dapatkan dari wawancara yang saya lakukan adalah permasalahan yang umum terjadi adalah terlambat, bolos, bullying dan masalah percintaan. Untuk masalah seperti terlambat bisanya di alami sama peserta didik yang memiliki rumah lumayaan jauh dari sekolah, untuk permasalahan seperti bolos sangat jarang terjadi karena pengawasan di sekolah ini sangat ketat, walaupun ketat tetap saja ada peserta didik yang ngeyel dan suka melakukan apa yang dia inginkan tapi tidak menutup kemungkinan anak yang sering bolos akan di berikan point di mana point ini akan menjadi hambatan peserta didik untuk kedepan dan tindakan yang di ambil guru BK adalah memanggil orang tua dari peserta didik jika guru BK tersebut sudah tidak bisa menangani peserta didik ini, Dan untuk masalah bulyying secara verbal biasa di lakukan peserta didik dengan di imbangi dengan cadaan sehingga tidak memakan korban, Sedangkan untuk permasalahan percintaan ini umum terjadi bagi siswa yang sudah mulai masuk masa remaja di mana mereka akan menyukai lawan jenis tetapi masalah yang terjadi tidaklah sesulit itu hanya hal umum kisah cinta anak SMP.
Kesimpulan yang bisa saya ambil dari hasil wawancara ini adalah peran guru bimbingan konseling di sekolah sangatlah penting karena sangat membantu peserta didik jika mengalami permasalahan dalam bentuk apapun.Â