Mohon tunggu...
Imelda Khoirunnisa
Imelda Khoirunnisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saya mahasiswa UIN Raden Mas Said Surakarta Fakultas Ekonomi Bisnis Islam Prodi Akuntansi Syariah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menyelaraskan Pendidikan Islam dalam Konteks Pesantren

15 Oktober 2024   12:12 Diperbarui: 15 Oktober 2024   13:00 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pesantren telah menjadi salah satu pilar pendidikan agama di Indonesia, pesantren memiliki peran penting dalam pembentukan karakter dan moralitas generasi muda. 

Namun, di era globalisasi dan modernisasi yang sangat cepat, diperlukan upaya untuk menyelaraskan pendidikan Islam dengan kebutuhan zaman dan memastikan bahwa pesantren tidak hanya memberikan ilmu agama tetapi juga mempersiapkan santri untuk berperan aktif dalam masyarakat modern. 

Menyelaraskan pendidikan Islam dalam konteks pesantren berarti memadukan nilai-nilai keagamaan dengan kemampuan akademis dan keterampilan guna menciptakan generasiyang berakhlak mulia, cerdas, dan mampu beradaptasi terhadap perubahan.

Nilai-nilai tradisional dan kearifan lokal

Pesantren tidak hanya sebagai lembaga pendidikan, namun juga tempat untuk mengamalkan ajaran islam. Metode pembelajaran yang tradidisional dengan mengkaji kitab-kitab kuning dan diskusi yang berbasis dialog telah melahirkan banyak generasi ulama. 

Dalam hal ini, pesantren myimpan kearifan lokal yang harus dipertahankan, terutama dalam menjaga akhlak, moral, dan etika sosial masyarakat. Namun, menjaga nilai-nilai tradisional bukan berarti menolak perubahan, melainkan harus ada sinergi antara tradisi dan modernitas.

Menghadapi tantangan modernisasi 

Dengan hadirnya teknologi informasi dan perkembangan pendidikan islam, membawa tantangan yang signifikan bagi pesantren. 

Dengan adanya institut pendidikan islam modern, seperti universitas islam yang berusaha mengintegrasikan ilmu pengetahuan umum dengan pendidikan agama, sehingga banyak santri yang tertarik pada pendidikan formal yang menawarkan kurikulum lebih luas dan peluang kerja yang lebih baik.

 Oleh karena itu, pesantren perlu beradaptasi dengan perubahan zaman, seperti memasukkan kurikulum yang lebih luas, termasuk teknologi tanpa mengabaikan ilmu agama.

Pendekatan Holistik Antara Pendidikan Pesantren Dengan Pendidikan Formal 

Pendidikan merupakan landasan terpenting dalam membentuk karakter dan kecerdasan generasi penerus bangsa. Dalam konteks Indonesia, pendidikan pesantren dan pendidikan formal seringkali dianggap sebagai dua entitas yang berbeda. Namun keduanya mempunyai potensi besar untuk saling melengkapi. 

Melalui integrasi pendidikan pesantren dan pendidikan formal, pendekatan holistik dapat melahirkan generasi yang kompetitif. Misalnya, santri yang mendapat pendidikan formal yang baik di pesantren dapat melengkapi keilmuannya dengan pemahaman agama yang mendalam. 

Di sisi lain, santri di pesantren yang mempelajari ilmu agama mampu menerapkan nilai-nilai tersebut dalam konteks kehidupan sehari-hari, termasuk  pendidikan formal. Pendidikan holistik menekankan pentingnya pengalaman belajar yang beragam. 

Di pesantren, santri belajar melalui  interaksi langsung, diskusi, dan metode praktik langsung, namun pendidikan formal seringkali  mengandalkan metode pengajaran konvensional. Penggabungan kedua metode ini memberikan pengalaman belajar yang lebih kaya dan mendalam kepada santri.   

Sinergi antara Tradisi dan Inovasi 

Kuatnya tradisi pesantren harus mencari cara untuk beradaptasi terhadap perubahan zaman tanpa kehilangan nilai-nilai tradisinya. Di sisi lain, modernisasi pendidikan perlu menghormati dan mengadopsi nilai-nilai budaya yang ada dalam tradisi pesantren. 

Pesantren dapat menjembatani antara tradisi dan modernitas. Dengan memadukan metode pembelajaran tradisional dengan pendekatan modern, pesantren dapat memberikan pendidikan yang lebih luas. Misalnya, dengan pengembangan kurikulum yang menggabungkan metode tradisional dengan pendekatan modern.

Kolaborasi antara pesantren dengan sekolah negeri atau universitas memberikan kesempatan kepada santri untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Program pertukaran pelajar dan pelatihan bersama dapat memperkaya pengalaman belajar santri dan memperluas wawasan mereka. 

Pesantren yang berinovasi dapat menciptakan lulusan yang tidak hanya mem ahami ajaran Islam, tetapi juga mampu bersaing di tingkat global. Dengan menekankan pendidikan karakter dan kepemimpinan, pesantren bisa mencetak santri yang menjadi agen perubahan dalam masyarakat.

Menyelaraskan pendidikan Islam di lingkungan pesantren bukanlah suatu hal yang mudah, tetapi sangat penting untuk dilakukan. 

Dengan mempertahankan nilai-nilai tradisional dan beradaptasi dengan perubahan zaman, maka pesantren berperan penting dalam mendidik generasi umat Islam yang tidak hanya memiliki pengetahuan agama yang kuat tetapi juga memiliki keterampilan dan kepekaan sosial yang tinggi, dapat berperan lebih besar.  

Dalam dunia yang terus berubah, pesantren harus terus berinovasi dan berkolaborasi agar tetap relevan dalam menjawab tantangan zaman dan berperan sebagai pilar utama pendidikan islam di Indonesia. Dengan begitu, pesantren dapat terus berkontribusi dalam pengembangan kader nasional yang kompeten dan berakhlak mulia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun