Mohon tunggu...
Imelda Indriyani023
Imelda Indriyani023 Mohon Tunggu... Guru - Universitas Darul Ulum

Saya seorang mahasiswi kuliah di Universitas Darul Ulum Jombang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Panduan Praktikum Sistematik Desensitisasi

9 November 2024   20:00 Diperbarui: 9 November 2024   20:49 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

(artikel ini dibuat untuk  memenuhi tugas kelompok,yang disusun  oleh imelda indriyani, liya novita,anis fauziah,qakkur iman, untuk memenuhi tugas tugas UTS mata kuliah "praktikum konseling kognitif perilaku" yang diampu oleh Bapak Dosen Dr. BAKHRUDIN ALL HABSY, M.Pd)c

A. PENGERTIAN KONSELING DESENSITISASI

Menurut Sutja (2016:195) merupakan suatu teknik konseling untuk melatih klien agar tidak terlalu sensitif terhadap kondisi emosi diri maupun kondisi sosial tertentu, dan dikatakan sistematis bahwa latihan ini diberikan secara bertahap dan mendapatkan petunjuk setelah klien memperoleh konseling. Teknik konseling desensitisasi sistematis didasarkan pada prinsip dasar bahwa kecemasan dan ketakutan dapat dikurangi melalui pengalaman bertahap dan terkontrol terhadap stimulus yang menimbulkan kecemasan tersebut. Dalam konteks ini, stimulus yang menimbulkan ketakutan disebut sebagai stimulus yang takut atau objek takut. Prinsip utama dari desensitisasi sistematis adalah bahwa individu secara bertahap terpapar pada stimulus takut, dimulai dari yang paling tidak menakutkan hingga yang paling menakutkan, dengan tujuan untuk mengurangi respons kecemasan yang berlebihan.

  1. Tujuan Teknik Desensitisasi Sistematis

Tujuan dari teknik desensitisasi sistematis adalah untuk peningkatan relaksasi yang digunakan untuk mengatasi permasalahan berat, seperti stres, frustasi, kecemasan atau kekecewaan mendalam. Beberapa tujuan secara spesifik dari teknik ini antara lain:

Mengurangi kecemasan yang berlebihan: Teknik desensitisasi sistematis bertujuan untuk mengurangi respons kecemasan yang berlebihan terhadap stimulus yang menimbulkan ketakutan. Dengan mengalami paparan bertahap pada stimulus tersebut, individu dapat mempelajari bahwa respons kecemasan yang mereka alami tidak selalu sesuai dengan tingkat ancaman yang sebenarnya.

Mengatasi fobia dan ketakutan yang membatasi: Tujuan teknik desensitisasi sistematis adalah membantu individu mengatasi fobia dan ketakutan yang membatasi kehidupan mereka. Melalui pengalaman bertahap dan terkontrol, individu dapat memperluas batasan mereka dan menghadapi situasi atau objek yang sebelumnya menimbulkan ketakutan.

Meningkatkan koping dan kualitas hidup: Dengan mengatasi ketakutan dan fobia, individu dapat mengembangkan keterampilan koping yang lebih efektif dan meningkatkan kualitas hidup mereka secara keseluruhan. Mereka dapat merasa lebih percaya diri, lebih mandiri, dan lebih mampu menghadapi tantangan yang muncul dalam kehidupan sehari-hari.

Mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang diri sendiri: Melalui proses desensitisasi sistematis, individu dapat mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang sumber-sumber ketakutan mereka, faktor-faktor yang memengaruhinya, dan bagaimana mereka meresponsnya. Hal ini dapat membantu individu dalam proses introspeksi dan pertumbuhan pribadi.

Mencegah kekambuhan: Teknik desensitisasi sistematis dapat membantu individu untuk mengatasi ketakutan dan fobia secara berkelanjutan, sehingga mencegah kemungkinan kekambuhan di masa depan. Dengan memperoleh keterampilan dan strategi yang diperlukan, individu dapat menghadapi stimulus yang menimbulkan ketakutan dengan lebih baik dan mengelola respons kecemasan  yang muncul.

  1. Kelebihan dan kelemahan Teknik desensitisasi

Kelebihan

Mengurangi Kecemasan: Teknik ini efektif dalam mengurangi maladaptasi kecemasan, seperti phobia atau kecemasan berlebihan, dengan memaparkan individu secara bertahap kepada situasi yang menimbulkan kecemasan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun