Mohon tunggu...
IMELDA DIAS
IMELDA DIAS Mohon Tunggu... Guru - Prodi pendidikan Ekonomi

Pendidikan Ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Pengembangan Pembangunan Sistem Kendaraan Bertenaga Listrik dengan Bahan Nikel di Indonesia

29 Maret 2024   21:25 Diperbarui: 29 Maret 2024   21:27 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Juga kinerja baterai LFP bisa menurun hingga 60% di cuaca dingin. Baterai LFP bisa mati di suhu di bawah minus 10 derajat bahkan," jelasnya.

Sebelumnya, calon wakil presiden (cawapres) nomor urut tiga Gibran Rakabuming Raka menyentil cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar yang tak paham soal Lithium Ferro Phosphate (LFP). Pertanyaan itu disampaikan Gibran dalam debat pemilihan presiden keempat.

Menurut Gibran, soal LFP ini awalnya digaungkan oleh tim sukses (timses) Cak Imin, terutama Thomas Lembong. Kemudian Gibran bertanya dan memastikan apakah pasangan calon (Paslon) nomor urut 1 tersebut anti nikel atau tidak.

"Paslon nomor urut 1 dan timsesnya sering menggunakan Lithium Ferro Phosphate (LFP). Saya nggak tahu ini pasangan nomor 1 ini anti nikel atau bagaimana? Akan saya gunakan bila pertanyaannya kurang jelas. Saya jelaskan juga nggak apa-apa. LFP, Lithium Ferro Phosphate, itu sering digaungkan Pak Tom Lembong itu," tanya Gibran dalam acara Debat Pilpres keempat di JCC Senayan, Jakarta, Minggu (21/1/2024).

Menanggapi hal tersebut, pria yang akrab disapa Cak Imin ini menyebut segala sesuatu, termasuk diskusi malam ini sudah ada etikanya. Dia menekan pada debat tersebut bukanlah main tebak-tebakan.

"Tenang Pak Gibran semua ada etikanya, termasuk kita diskusi di sini bukan tebak-tebakan definisi, tebak-tebakan singkatan. Kita levelnya adalah policy dan kebijakan. Prinsipnya sederhana. Semua kembali ke etika, Pak Gibran, sekali lagi etika pak Gibran," ujar Cak Imin.

Etika yang dimaksud Cak Imin juga termasuk kepada etika lingkungan. Di mana, dalam mengambil kebijakan terkait produksi, pengambilan sumber daya alam (SDA) membutuhkan keseimbangan antara manusia dan alam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun