Mohon tunggu...
Imelda Febriani
Imelda Febriani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jember

Mahasiswa Hubungan Internasional

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Putin dan Marxisme-Leninisme: Apakah Masih Terikat?

12 Maret 2023   23:32 Diperbarui: 12 Maret 2023   23:39 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Memang marxisme-leninisme pernah mencapai kejayaannya pada saat itu, akan tetapi kejayaan itu tidak berlangsung lama karena setelah itu, marxisme-leninisme menemui masa surutnya yang ditandai dengan pecahnya Uni Soviet menjadi 14 negara di tahun 1991, lalu disusul oleh Yugoslavia. Politik internal menjadi salah satu pemicu kedua negara komunis ini bubar.

Pecahnya Uni Soviet ini kemudian menjadi kasus yang menarik untuk di bahas, terutama ketika membicarakan Rusia yang lebih populer daripada negara-negara pecahan Uni Soviet lainnya itu. Lalu apakah paham marxisme-leninisme ini masih eksis hingga kini di Rusia? Untuk menjawab pertanyaan itu, kita perlu membandingkan sedikit bagaimana kebijakan di Rusia kini dengan Uni Soviet pada masa lalu ketika dipimpin oleh Lenin.

Uni Soviet ketika dipimpin oleh Lenin merupakan negara yang menganut ideologi komunismenya yang berasal dari pengembangan marxisme oleh lenin yaitu marxisme-leninisme. Akan tetapi, kini Rusia tidak lagi mengikuti rezim pemerintahan masa lalu itu. Putin membawa transformasi besar-besaran pada masa pemerintahannya. 

Menurutnya, dengan adanya perombakan menjadi strategi bagi Rusia untuk kembali mendapatkan kejayaannya. Karena dengan berubahnya ideologi politik dan ekonomi menjadi semakin demokratis merupakan kunci untuk membawa kembali kejayaan Rusia yang sempat hilang akibat pevahnya Uni Soviet. Bentuk sistem pemerintahan Rusia saat ini pun adalah Demokrasi Terpimpin, dan memberlakukan kepemimpinan otoriter. 

Berbeda dengan kala pemerintahan Lenin yang komunisme dimana sistem ini meyakini bahwa dengan adanya ketidakberpihakan dalam perekonomian akan menghilangkan kapitalisme dan kepemilikan pribadi. 

Sehingga kelas-kelas sosial itu dapat dihapus, dan semua setara dimata pemerintahan. Paham ini membenci kapitalisme, sehingga semua bentuk perekonomian akan diatur oleh pemerintah pusat dan dibagi secara merata oleh pemerintah untuk warga negaranya. Sedangkan pada demokrasi adalah, sistem ini condong ke arah kapitalisme, dimana masyarakat bebas untuk berinovasi, memiliki alat produksi sendiri dan menopang diri mereka sendiri untuk naik atau turun kelas sosial. 

Pada masa keterpurukan ekonomi Rusia saat itu akibat ambruknya Uni Soviet, sistem demokrasi terpimpin inilah yang kemudian menjadi kunci keberhasilan revitalisasi Rusia.  Setelah membandingkan keduanya, ternyata Putin tidak lagi terikat dengan paham marxisme-leninisme. Justru dialah yang membawa perubahan di negara itu, perombakan dan tranformasi besar-besaran pada Rusia. 

Ekonomi dan kekuatan politik Rusia kembali berjaya pada masa pemerintahan Putin. Hanya saja, gaya kepemimpinan Putin lah yang mirip dengan Lenin. Yaitu kediktatorannya yang menjadikan keduanya memang terlihat sedikit mirip.

REFERENSI:

Magnis-Suseno, F. (2019). Pemikiran Karl Marx : Dari Sosialisme Utopis ke Perselisihan Revisionisme. Jakarta: Gramedia.

Nada Hanif Rifai, d. (2022). GAYA KEPEMIMPINAN PRESIDEN VLADIMIR PUTIN SEBAGAI PRESIDEN RUSIA . 6-8. https://www.researchgate.net/publication/361484509_GAYA_KEPEMIMPINAN_PRESIDEN_VLADIMIR_PUTIN_SEBAGAI_PRESIDEN_RUSIA 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun