Mengapa Media Massa Harus Diikat dengan Hukum dan Etika?
Oleh: Melvi (Mahasiswa Jurusan Komunikasi Universitas Siber Asia)
Pada dasarnya, hukum dan etika berlaku bagi semua manusia dan semua pihak. Hukum dan etika berlaku untuk semua tindakan manusia yang memengaruhi orang lain. Apalagi media massa. Sebagai media komunikasi dan informasi, media massa dapat diakses oleh masyarakat secara luas dan memiliki pengaruh besar dalam kehidupan saat ini. Dengan perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat, informasi yang tersaji ke masyarakat bak tsunami yang tak dapat dibendung.
McQuail (2011) menyampaikan enam perspektif peranan media massa. Â
1. Media massa sebagai window on event and experience, yaitu jendela yang memungkinkan khalayak melihat apa yang sedang terjadi di luar sana dan sarana belajar untuk mengetahui berbagai peristiwa.
2. Media massa sebagai a mirror of event in society and the world, implying a faithful reflection, yaitu cermin berbagai peristiwa yang ada di masyarakat dan dunia, yang merefleksikan apa adanya sebuah peristiwa.
3. Media massa sebagai filter atau gatekeeper yang menyeleksi berbagai hal untuk diberi perhatian atau tidak. Dalam hal ini, media senantiasa memilih isu, informasi atau bentuk yang lain berdasar standar para pengelolanya. Khalayak "dipilihkan" oleh media tentang apa-apa yang layak diketahui dan perlu perhatikan.
4. Media massa sebagai guide, penunjuk jalan atau interpreter, yang menerjemahkan dan menunjukkan arah atas berbagai ketidakpastian, atau alternatif yang beragam.
5. Media massa sebagai forum untuk mempresentasikan berbagai informasi dan ide-ide kepada khalayak, sehingga memungkinkan terjadinya tanggapan dan umpan balik.
6. Media massa sebagai interlocutor, yang tidak hanya sekadar tempat berlalu lalangnya informasi, tetapi juga partner komunikasi yang memungkinkan terjadinya komunikasi interaktif.
Peranan media massa yang sangat penting dan mempengaruhi masyarakat menjadikan media ibarat pedang bermata dua, yaitu memiliki fungsi secara positif dan negatif.Â