John McCain. Nama ini tentu tidak asing bagi masyarakat Amerika bahkan masyarakat dunia. Nama ini berkibar saat perhelatan politik terbesar, pemilihan presiden, di Amerika di gelar di tahun 2008.
Mantan tentara yang pernah menjadi tahanan saat perang Vietnam ini dinilai sebagai salah satu politisi yang memiliki sikap negarawan.
Meski kalah dalam kontestasi pemilihan presiden Amerika di tahun 2008, namun sosok John McCain tidak mudah terlupakan.
Kandidat presiden dari Partai Republik ini tidak memanfaatkan ajang kampanye sebagai ruang untuk menjelekkan lawannya saat itu, Barack Obama.
John McCain menunjukkan karakternya sebagai negarawan dalam masa kampanye dengan membela lawannya, Obama, yang banyak diserang oleh para pendukungnya.Â
"Anda harus tahu bahwa dia (Obama) adalah orang baik dan orang yang tidak perlu anda takuti jika dia menjadi Presiden di negara ini", itulah yang dikatakan oleh John McCain kepada salah satu pendukungnya yang mengatakan bahwa Obama adalah teroris yang tidak pantas menjadi pemimpin. Â
Kalimat pamungkasnya yang luar biasa pada pendukungnya adalah, "Jika anda ingin menang, kita akan berusaha menang, tapi kita akan menang dengan cara terhormat. Saya menghormati Senator Obama dan menghargai semua pencapaiannya,".Â
Politisi dan Negarawan
Saya tahu ada beberapa politisi sekaligus negarawan lain di dunia yang patut menjadi teladan. Tapi, kasus McCain ini istimewa bagi saya karena rentang waktunya belum terlalu lama dan ini hampir serupa dengan di Indonesia, ketika isu SARA menjadi "barang jualan" memenangkan kontes politik.
Posisi McCain dan Obama saat itu pun sama dengan posisi Jokowi dan Prabowo saat ini, sama-sama bertarung merebut posisi Presiden.
Saat ini, Indonesia juga akan menggelar kompetisi serupa. Sudah dua pasang calon presiden dan wakil presiden diumumkan.
Dua pasang kontestan ini akan saling bersaing memperebutkan kursi kepemimpinan yang akan diduduki hingga 2024.
Tapi apakah kedua pasang kontestan ini negarawan atau hanya sekedar politisi? Waktu yang akan menjawabnya karena sesuai aturan dari Komisi Pemilihan Umum, jadwal kampanye pasangan capres dan cawapres baru akan dimulai pada 23 September 2018--13 April 2019.
Di saat waktu kampanye itulah kita akan melihat kualitas kenegarawanan kedua pasang kontestan. Apakah keduanya menunjukkan karakter sebagai politisi atau negarawan.
Karena kedua istilah itu meski sekilas sama, namun sungguh berbeda dalam banyak hal. Meski ada banyak rujukan soal definisi keduanya, bagi saya sangat mudah memetakan perbedaan keduanya.Â
- Seorang negarawan adalah orang yang selalu memikirkan negaranya, politisi hanya memikirkan pendukungnya (partai atau kelompoknya).Â
- Seorang negarawan akan selalu memikirkan soal kepentingan negara di masa depan, politisi hanya memikirkan soal kompetisi politik di masa datang.Â
- Seorang negarawan akan selalu berusaha menyatukan banyak kepentingan, sementara politisi akan mencari celah untuk mencari perbedaan.Â
- Seorang negarawan akan selalu memberi solusi atas permasalahan, politisi hanya bisa mencari kesalahan.
Semoga Pak Jokowi dan Pak Prabowo dikaruniai kejernihan hati dan akal untuk bisa memberi teladan bagi generasi penerus bangsa dengan menunjukkan sikap sebagai negarawan.
Siapapun pemenangnya kelak, semoga keduanya bergandengan tangan untuk membawa bangsa ini maju dan setara dengan bangsa lain di dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H