Mohon tunggu...
Muhammad Bakti
Muhammad Bakti Mohon Tunggu... Creative Assistant / Producer -

Creative produser, script writter, content on air di salah satu radio, setiap hari berusaha membuat diri menjadi produktif, tidak skeptis namun kritis

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Sungguh Tak Berlebihan, Menobatkan Pesisir Barat Lampung sebagai "Hawaii Tempo Dulu"

9 November 2018   19:27 Diperbarui: 10 November 2018   02:21 439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Diawali dengan keinginan kuat teman-teman kantor untuk mendapat liburan singkat, mereka pun sepakat untuk  pergi lampung. Lampung adalah salah satu alternatif terdekat masyarakat Palembang untuk berlibur.

Selain faktor Palembang yang minim wisata alam, di Palembang pada Maret lalu, banyak sekali pembangunan yang menyebabkan macet di mana-mana. Lantaran penat yang luar biasa itulah, membuat kami memutuskan untuk berpakansi ke pantai.

Salah satu teman menyarankan untuk mencoba bagian lain dari Lampung yaitu Pesisir Barat. Pesisir Barat Lampung memang kurang populer, maklum bagian Pesisir Barat ini sudah dekat sekali dengan Bengkulu. Jika titik berangkat kamu dari Bandar Lampung, total jarak yang harus dilalui sekitar 250 km,  ditempuh selama 6 jam menggunakan jalur darat. 

Ketika tiba, kami lumayan kaget dengan banyaknya wisatawan asing di Krui. Setelah bertanya kepada salah satu pedagang kelapa yang jualan di pinggiran pantai ternyata Krui adalah destinasi tempat wisata untuk berburu ombak.

Menurut wisatawan asing, pecahan ombak di sepanjang Pantai Krui sangat cocok untuk berselancar. Pantai krui juga masih sangat eksklusif dibandingkan pantai-pantai terkenal yg lain.

Menurut mereka satu ombak di sini, tidak diperebutkan banyak orang. Hal inilah yang membuat para pemburu ombak merasa nyaman untuk berselancar. Krui memiliki banyak sekali spot selancar yang belum terjamah.

Dikarenakan banyaknya spot untuk berselancar, sempat terlintas untuk mencoba olahraga ini, tapi saya pun mengurunkan niat, karena keahlian saya cuma bisa berselancar di sosial media bukan di lautan lepas. 

Kapal jukung yang dipakai untuk menyebrang ke pulai pisang.
Kapal jukung yang dipakai untuk menyebrang ke pulai pisang.
Setelah puas dengan Pantai Krui, kami mencoba untuk pergi ke Pulau Pisang. Membutuhkan waktu sekitar 40 menit untuk menyebrang ke sana. Transportasi ke sana pun hanya ada satu, yaitu menggunakan kapal jukung nelayan.

Menurut saya, untuk menyebrang dibutuhkan sekali keberanian. Bukan tanpa alasan, sebab dengan keadaan ombak Pesisir Barat Krui yang luar biasa tinggi, ditambah tidak semua kapal nelayan menyediakan life jacket, membuat kami selalu overthinking selama di atas perahu. Pakaian dan barang bawaan yang basah sudah pasti akan kalian lalui selama perjalanan.

Untuk informasi, tarif menyeberang ke sana bermacam-macam, total rombongan kami dalam satu perahu sekitar 12 orang termasuk nelayannya. Ini menurut saya pilihan yang sangat ekonomis, biasanya para nelayan mengenakan tarif individu apabila ingin menyebrang. 

Sebelum kapal kami mencapai daratan di Pulau Pisang, dari kejauhan sudah tersaji pemandangan dengan nuansa tropical sekali. Pohon kelapa yang melengkung, menurut saya identik sekali dengan Kepulauan Hawaii. Seketika juga semua rasa nestapa dan kepenatan hilang. Memang instan sekali bukan? Tapi percayalah, keindahan Pesisir Barat inilah yang bakal membius kalian juga.

Berpose di batang kelapa yang melengkung
Berpose di batang kelapa yang melengkung
Kami menghabiskan satu malam untuk menikmati pulau ini. Dbutuhkan kebugaran dan asupan yang cukup untuk menjangkau semua spot. Untungnya, saya selalu menyimak  media sosial @pegi_pegi, Khususnya di twitter banyak sekali tips-tips yang menurut saya bermanfaat sekali serta bisa dipraktikan langsung saat liburan.

Untuk persoalan asupan makanan, kalian tak perlu khawatir, di Pesisir Barat Krui terkenal dengan ikan blue marlin sampai kerapu yang dijual oleh nelayan dengan harga yang murah sekali. Biasanya mereka juga menawarkan untuk dimasaknya langsung. 

Super Blue Marlin yang ditangkap nelayan Krui
Super Blue Marlin yang ditangkap nelayan Krui
Perkara tempat menginap, banyak warga yang menjadikan rumah mereka sebagai tempat menginap. Tarifnya pun bervariasi tergantung fasilitas yang disediakan. Rasanya pengalaman satu malam di Pulau Pisang, tidak lah cukup untuk menikmati semua keelokan yang tersuguh di pulau ini. 

keesokan paginya kami sengaja keluar dari penginapan sebelum matahari terbit. Dan benar, ekspektasi tinggi kami terbayar! perpaduan langit pagi yang kuning teduh, ditambah pantulan sinar pada pecahan ombak, membuat pemandangan yang maksimal kala itu.

(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
Kalau dipikir lagi, liburan kali ini saya nilai sangat hectic sekali, dikarenakan harus terus berkejaran dengan waktu. Maklum kami hanya memanfaatkan waktu 3 hari termasuk perjalanan darat yang kami tempuh, tapi ajaibnya tak terlintas rasa lelah sedikitpun. 

Pantai dan semua keindahan yang ditawarkan membuai semua kelelahan fisik kami. Ini adalah ajang eksplorasi baru, berlibur di tempat wisata yang belum terlalu terkenal akan menghindarkan kamu dari keramaian orang-orang yang berlibur.

Jika kalian berniat untuk mengunjungi Pesisir Barat ketika libur akhir tahun, sepertinya itu pilihan yang tepat. Sebab ketika libur tahun baru, Kota Krui tidak sepadat Bandar Lampung yang sudah menjadi wisata Indonesia yang populer. Ditambah lagi dengan banyaknya penginapan yang murah di sini.

Jika bisa mendeskripsikan, rombongan kami adalah manusia-manusia yang memanfaatkan sekali yang namanya promo. Beruntungnya aplikasi pegipegi selalu menawarkan penginapan yang harganya terjangkau. Saya pun bergumam dalam hati, Seandainya aplikasi pegipegi hadir lebih awal di hidupku. Niscaya, liburanku terdahulu akan terasa lebih menyenangkan.

Akhirnya, saya memilih untuk menutup tulisan ini dengan sebuah keoptimisan bahwa di lain waktu, saya akan kembali mengunjungi tempat ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun