Mohon tunggu...
Isnainatul Mayagrafinda
Isnainatul Mayagrafinda Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

a learner

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendidikan Abad 21: Memanusiakan dan Memerdekakan melalui Ruang Pancasila

7 Januari 2024   00:52 Diperbarui: 7 Januari 2024   01:04 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendahuluan

Pendidikan adalah tonggak utama dalam pembangunan karakter dan potensi manusia. Di era abad ke-21 ini, tantangan pendidikan tidak hanya berkutat pada penguasaan teknologi atau keterampilan praktis, melainkan juga pada pembentukan manusia yang memiliki nilai-nilai kemanusiaan, keadilan, dan kebebasan. Oleh karena itu, pendidikan abad 21 haruslah memanusiakan dan memerdekakan manusia, sejalan dengan semangat Pancasila sebagai dasar negara Indonesia.

Perubahan dinamis dalam ekosistem global dan perkembangan pesat dalam berbagai bidang memerlukan pendekatan pendidikan yang adaptif dan inovatif. Pada era ke-21 ini, pendidikan harus mampu menghasilkan lulusan yang tidak hanya kompeten secara teknis, tetapi juga mampu berpikir kritis, berkolaborasi, dan memiliki kemampuan untuk terus belajar sepanjang hayat. Artikel ini akan membahas peran penting pendidikan dalam membentuk individu yang siap menghadapi tantangan yang mungkin muncul di masa depan.

Hubungan antara Pendidikan Abad 21 dengan Hakikat Manusia, Nilai-nilai Pancasila, dan Merdeka Belajar

Identitas manusia Indonesia memiliki kaitan yang erat dengan pendidikan abad 21 melalui penekanan pada pengembangan kompetensi yang relevan dengan tuntutan zaman. Dalam konteks hakikat manusia Indonesia, pendidikan abad 21 tidak hanya berfokus pada penguasaan materi pelajaran, tetapi juga mencakup nilai-nilai lokal dan kearifan lokal yang menjadi bagian integral dari identitas budaya Indonesia (Lubis dkk., 2023). Pendidikan abad 21 di Indonesia perlu menggali dan mengembangkan potensi unik setiap individu, mempertimbangkan keberagaman budaya, etnis, dan latar belakang sosial. Dengan demikian, pendidikan abad 21 dapat menjadi wahana untuk membangun identitas manusia Indonesia yang kuat, terkoneksi dengan nilai-nilai lokal, dan siap menghadapi tantangan global dengan keberanian dan kebijaksanaan.

Pancasila sebagai fondasi pendidikan Indonesia memiliki kaitan yang erat dengan pendidikan abad 21 karena keduanya saling melengkapi dalam membentuk manusia Indonesia yang berkualitas. Pancasila, sebagai dasar negara Indonesia, memberikan landasan filosofis bagi pendidikan yang mencakup nilai-nilai gotong royong, persatuan, keadilan sosial, demokrasi, dan Ketuhanan yang Maha Esa (Chrysty, 2023). Pendidikan abad 21 di Indonesia perlu menciptakan lingkungan belajar yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila, membangun karakter yang kokoh, dan mendorong peserta didik untuk menjadi warga negara yang bertanggung jawab, toleran, dan memiliki rasa keadilan. Dengan demikian, Pendidikan abad 21 menjadi instrumen penting untuk merealisasikan tujuan pendidikan yang sejalan dengan prinsip-prinsip Pancasila, membangun generasi muda yang memiliki identitas nasional yang kuat dan siap menghadapi perubahan era dengan bijak.

Konsep pendidikan yang memerdekakan juga memiliki kaitan yang erat dengan pendidikan abad 21 karena keduanya memiliki fokus yang serupa. Pendidikan abad 21 menekankan pengembangan keterampilan abad 21, seperti kritis, kreativitas, kolaborasi, dan komunikasi, yang bertujuan untuk memberikan kemandirian dan kebebasan berpikir kepada peserta didik. Sementara itu, pendidikan yang memerdekakan menekankan pembebasan individu dari keterbatasan dan ketidaksetaraan, dengan memberikan akses yang adil dan setara terhadap Pendidikan (Rafael & Mulyatno, 2022). Pendidikan abad 21 di Indonesia, sejalan dengan konsep pendidikan yang memerdekakan, harus memastikan bahwa semua lapisan masyarakat memiliki kesempatan yang sama untuk mengakses dan menguasai keterampilan yang relevan dengan zaman (Lubis dkk., 2023). Dengan demikian, Pendidikan abad 21 dapat menjadi alat untuk memerdekakan individu melalui peningkatan kapasitas, pengetahuan, dan pemahaman, serta membantu menciptakan masyarakat yang lebih merata dan berdaya.

Tantangan yang Diprediksi akan Muncul dalam Ranah Pendidikan ke Depan

Kesenjangan Akses Pendidikan

Meskipun upaya meningkatkan akses pendidikan telah dilakukan, kesenjangan akses masih menjadi tantangan. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah dapat menerapkan kebijakan yang mendukung kesetaraan, termasuk memperbanyak program beasiswa dan bantuan finansial bagi peserta didik berkebutuhan. Selain itu, upaya untuk memperkuat infrastruktur pendidikan di daerah terpencil atau kurang berkembang harus dijadikan fokus utama guna memastikan bahwa setiap anak di penjuru negeri memiliki akses ke sarana pendidikan yang memadai.

Teknologi dan Keterampilan

Perkembangan teknologi yang cepat dapat menciptakan kesenjangan keterampilan di antara generasi. Beberapa individu mungkin kesulitan mengikuti perkembangan teknologi, sementara yang lain lebih terbiasa. Hal ini menuntut adanya upaya untuk meningkatkan literasi digital dan keterampilan teknologi di semua tingkatan pendidikan. Pentingnya literasi digital diakui dengan menyertakan kurikulum khusus literasi digital di semua tingkatan pendidikan, sehingga peserta didik dapat mengembangkan pemahaman yang kuat tentang teknologi. Untuk mendukung implementasi ini, pemerintah juga bisa memberikan pelatihan kepada guru agar mereka dapat meningkatkan keterampilan mereka dalam memanfaatkan teknologi secara efektif dalam proses pembelajaran. Selain itu, upaya untuk memastikan akses internet dan perangkat yang terjangkau bagi semua peserta didik menjadi prioritas, sehingga tidak ada yang terpinggirkan dari peluang pendidikan digital. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan bahwa masyarakat pendidikan dapat lebih siap menghadapi tantangan dunia digital dan memastikan bahwa setiap generasi muda memiliki keterampilan yang diperlukan untuk sukses di era teknologi informasi.

Kesehatan Mental dan Kesejahteraan Peserta Didik

Peningkatan tekanan akademis, sosial, dan teknologi dapat berdampak pada kesehatan mental peserta didik. Untuk memprioritaskan kesejahteraan mental peserta didik, pemerintah dapat menyediakan layanan konseling dan dukungan kesehatan mental di sekolah. Selain itu, pemerintah juga bisa mendorong pendekatan holistik dalam pendidikan dengan mengintegrasikan aspek kesehatan mental ke dalam kurikulum. Para pendidik juga dapat diberikan pelatihan dan pengetahuan untuk mengidentifikasi serta merespons masalah kesehatan mental peserta didik. Dengan demikian, upaya ini diharapkan tidak hanya memberikan bantuan yang lebih terfokus bagi mereka yang membutuhkan, tetapi juga menciptakan lingkungan belajar yang mendukung secara menyeluruh untuk perkembangan kesehatan mental dan akademis peserta didik.

Kesimpulan

Pendidikan abad 21 memiliki peran krusial dalam pembangunan karakter dan potensi manusia di era ini. Tantangan pendidikan tidak hanya terkait dengan teknologi dan keterampilan praktis, tetapi juga dengan pembentukan manusia yang memiliki nilai-nilai kemanusiaan, keadilan, dan kebebasan. Pendidikan abad 21 di Indonesia perlu memanusiakan dan memerdekakan manusia, seiring dengan semangat Pancasila sebagai dasar negara. Identitas manusia Indonesia terkait erat dengan pendidikan abad 21, yang mengedepankan nilai-nilai lokal dan kearifan budaya. Selaras dengan Pancasila, pendidikan abad 21 harus menciptakan lingkungan belajar yang mencerminkan nilai-nilai gotong royong, persatuan, dan keadilan. Selain itu, pendidikan tersebut perlu memerdekakan individu melalui pengembangan keterampilan abad 21, sambil menyeimbangkan akses yang adil dan setara terhadap pendidikan. Kendati demikian, tantangan di masa depan seperti kesenjangan akses pendidikan, kesenjangan keterampilan teknologi, dan kesehatan mental peserta didik perlu diatasi dengan kebijakan yang mendukung kesetaraan, peningkatan literasi digital, dan pelayanan kesehatan mental yang terintegrasi dalam kurikulum. Upaya ini diharapkan dapat menciptakan masyarakat pendidikan yang lebih siap menghadapi tantangan global dan membentuk generasi muda Indonesia yang memiliki identitas nasional yang kuat, berbudaya, dan berkarakter.

Daftar Pustaka

Chrysty, J. M. (2023). Peran Guru Bidang Seni Dan Budaya Dalam Membentuk Nilai-nilai Pancasila. Widya Sundaram: Jurnal Pendidikan Seni Dan Budaya, 1(02), 158--167. https://doi.org/10.53977/jws.v1i02.1292

Lubis, M. U., Siagian, F. A., Zega, Z., Nuhdin, N., & Nasution, A. F. (2023). Pengembangan Kurikulum Merdeka Sebagai Upaya Peningkatan Keterampilan Abad 21 Dalam Pendidikan. ANTHOR: Education and Learning Journal, 2(5), 691--695. https://doi.org/10.31004/anthor.v1i5.222

Rafael, S. P., & Mulyatno, C. B. (2022). Buku Ajar: Mata Kuliah Inti Filosofi Pendidikan Indonesia (Cetakan I). Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

Isnainatul Mayagrafinda (1212423027)
Mahasiswa PPG Prajabatan 2023
Pendidikan Matematika Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun