Β
Masyarakat Jawa terkenal dengan ilmu mistik yang kuat dan kental. Tidak sedikit masyarakat jawa yang menerapkan ilmu ini dalam kehidupan sehari hari. Bahkan terdapat sekelompok orang yang menganggap ilmu mistik sebagai ilmu dengan tingkatan tinggi yang dapat mendatangkan keberkahan. Lantas, sebenarnya apa itu ilmu mistik Jawa.
Mistik dalam bahasa yunani adalah mystes yang berarti orang yang mencari rahasia kenyataan. Secara luas, istilah mistik merujuk terhadap orang yang sudah mengalami mengalami pengalaman mistik dan memahami kebenarannya diluar jangkauan pemahaman manusia secara intuitif. Namun, terdapat juga yang menganggap ilmu mistik sebagai ilmu batin. Ilmu batin adalah ilmu yang terdalam dan tersembunyi. Orang awam lebih mengenal ilmu batin ini sebagai ilmu gaib, klenik, takhayul, dan sihir.
Antara ilmu mistik dan ilmu batin ini tidak bisa dipisahkan. Secara harfiah ilmu mistis sebagai pengalaman batin yang tidak dapat digambarkan dan terkait dengan religius seseorang. Ilmu mistik tidak dapat diperoleh melalui proses biasa dan intelek, tetapi ilmu ini didapat melalui pengalaman mistik dan intuisi nonrasional. Ciri dari penggabungan kedua ilmu ini berupa:
Ajaran yang memandang kenyataan sebagai spirit (roh)
Ajaran yang idealistik
Religius yang terpengaruh oleh Holy Spirit
Percaya bahwa roh orang yang mati dapat berhubungan dengan orang hidup melalui perantara.
Titik tertinggi dari ilmu mistik ini adalah sebuah kesempurnaan yang merupakan puncak pemahaman spiritual religi yang rasa cinta dan realitas absolut yang penuh rahasia. Untuk mencapai kesempurnaan ini terdapat beberapa tingkatan.Β
Dalam mencapai kesempurnaan ini tidak hanya terdapat dalam ilmu mistis jawa, tetapi terdapat juga dalam agama. Salah satu ilmu agama yang terdapat tingkatan kesempurnaan dalam agama islam dimana terdapat tingkatan syariat, tarekat, hakikat, dan makrifat.Β
Berbagai Tingkatan dalam Ilmu MistikΒ
Dalam ilmu mistik jawa, terdapat suatu tingkatan yang disebut catur sembah. Sama halnya dengan tingkatan mistik islam, ilmu mistik jawa juga terdapat empat tingkatan. Tingkatan ini mulai dari sembah raga, sembah cipta, sembah jiwa, hingga sembah rasa.
Sembah raga
Tahapan sembah raga merupakan tingkatan paling pertama. Sembah raga ini merupakan perbuatan seseorang yang baru saja menjalani ibadah. Dalam sembah ini dilakukan penyucian diri yang dapat dilihat secara fisik, misal shalat, zakat, puasa, haji, dan lainnya.
Sembah kalbu
Tahapan selanjutnya adalah sembah kalbu. Sembah kalbu ini penyucian seseorang yang tidak lagi secara fisik, namun dengan mengendalikan hawa nafsu. Dalam masyarakat jawa tahap ini lebih terkenal dengan istilah tirakat. Tirakat berarti berperang melawan diri sendiri menundukkan angan angan dan hasrat hati dengan menempuh hidup tertib, teliti, dan berhati hati. Tujuan tirakat ini agar dapat menggapai hidup yang mulia.
Sembah JiwaΒ
Sembah jiwa merupakan tahap terakhir batin manusia paling penting. Pada tahap ini bersuci dengan fisik dan hawa nafsu sudah tidak digunakan karena telah menjadi tindakan budi pekerti dalam kehidupan sehari hari. Pada tingkatan ini bersuci dengan hidup selalu awas dan sadar terhadap hal yang menghanyutkan diri. Tercapainya perjalanan batin dapat diperoleh ketika berada dalam alam sadar dan tidak sadar. Β Walaupun kita memiliki kekuatan untuk mengendalikan diri, tetapi kita tetap dalam kuasa Tuhan. Dengan tercapainya sembah jiwa, seseorang akan merasa dalam bimbingan yang maha kuasa dan tindakannya untuk kesejahteraan makhluk hidup lainya.
Sembah rasaΒ
Sembah rasa ini merupakan buah hasil dari ketiga tahapan sebelumnya. Pada tahap ini, hakikat kehidupan sudah matang. Tindakan tanpa petunjuk hanya berupa kesentosaan batin. Hal tersebut karena sudah menyatu dengan citra yang berwujud dan kesaksian terhadap tuhan bagaikan manis dalam madu. Β Bagaimanapun juga akhir dari perjalanan mistikus adalah persatuan dengan ilahi atau dalam bahasa jawa sering dikenal jumbuhing kawula gusti, manunggaling kawula lan Gusti, jejering kawula lan Gusti, warangka manjing curiga, dan istilah lainnya.
Hakikat Pengalaman Mistik
Pengalaman mistik merupakan pengalaman spiritual dan rohaniah pada seorang arifin atau sufi ketika berhubungan dengan eksistensi di luar dunia materi dan dunia nyata. Pengalaman ini dapat dalam bentuk alam malakut (kejiwaan), alam jabarut (roh), dan alam lahut (sifat ilahiah).Β
Kaum arifin atau sufi sering kali mengaku telah melampaui batasan dimensi, dunia transendental yang gaib, dan sangat berbeda dengan dunia yang dilihat manusia biasa.Β
Sayangnya, orang yang telah melampaui batasan dimensi dunia atau mengalami pengalaman mistik ini tidak mampu mengungkapkan pengalamannya ke dalam kata kata yang ada. Ketika seorang yang melewati pengalaman mistis ini mencoba menjabarkan pengalamannya dalam kata kata, secara tidak langsung ia sudah mendistorsikan pengalaman itu sendiri.Β
Jangankan secara faktual. secara imajinasi pun tidak mampu dijelaskan seperti apa eksistensi di dalam pengalaman mistik itu.Β
Oleh sebab itu, seorang sufi atau yang telah memiliki pengalaman mistik menjelaskan pengalamannya dalam bentuk puisi, syair, aforisme ke dalam bahasa metaforis dan alegoris.Β
Harapannya adalah agar dapat mendekati dan memudahkan dalam memahami fenomena mistik tersebut. Jadi sebuah pengalaman mist itu tidak bisa diceritakan atau diterjemahkan ke orang lain tetapi harus merasakannya secara pribadi.
Source:
Buku Filosofi Hidup Orang Jawa karya Asti Musman (2022)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H