Mohon tunggu...
Imawan Danuha
Imawan Danuha Mohon Tunggu... -

Mahasiswa UIN SuKa, Jurusan KOMUNIKASI 2011 pehoby blogging (astarcy.blogspot.com) and Photographer

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pilihan Hidup Mahasiswa

25 Desember 2012   06:03 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:04 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Realita anak muda kuliah sekarang sangat bervariabel niatnya, ada yang berniat menambah ilmu, mencari ilmu untuk persiapan kerja, hingga sekedar mengisi waktu luang. Khususnya saya mengamati mahasiswa yang ada di Kota Yogyakarta.

Yogyakarta, sebuah kota yang sudah sangat lama disebut kota pelajar, yah, memang karena kota ini dipenuhi dengan mahasiswa dari seluruh penjuru tanah air, mulai dari sekitaran kota Yogyakarta, wilayah pulau Jawa, hingga berasal dari luar pulau Jawa. Beratus-ratus kilometer mereka tempuh untuk mencari ilmu dikota pelajar ini, dengan dana yang tak sedikit pula mereka berangkat ke kota ini. Musim pendatang mahasiswa baru, pasti selalu banyak mahasiswa-mahasiswi dengan wajah cerah, senyum lebar dan semangat yang tinggi, seolah-olahberkata dalam hati “Aku datang Yogyakarta, berikan aku ilmu, dan keluarkan aku dari sini sebagai orang pintar dan juga orang sukses”, ya kira-kira seperti itulah gambaran pemikiran dan niat mahasiswa-mahasiswi baru, peribadi yang semangat dan giat belajar, selalu berpandangan masa depan. Namun di lain hal, kita lihat mahasiswa yang sudah sekian tahun menempuh bangku kuliah, kita lihat mereka adalah seorang mahsiswa yang memilkiki wajah cerah dan senyum lebar beberpa tahun yang lalu sebagai mahasiswa baru. Namun beberapa mahasiswa sudah kehilangan akamn hal itu, malahan seperti seseorang yang kehilangan arah mata angin, bingung dengan tujuanya sendiri, mempertanyakan akan keberadaanya di kota ini. Mari kita lihat lebih dalam.

Pagi hari, dikala jalanan sudah ramai dengan kesibukan orang berlalu-lintas, banyak siswa-siswi SMA, SMP berlalu-lalang, seorang mahasiswa baru membuka matanya dari peraduan, bangun tidur badan lemas karena semalam begadang, tidur hingga fajar, masih bermalas-malasan di kamar kos, memang karena tidak ada yang mengingatkan untuk segera bersiap-siap. Puas setelah bergelimpungan dikasur kekanan dan kekiri, barulah mulai berniat bangun dan berjalan kekamar mandi. Setelah badan segar diguyur air dingin, berjalanlah ke warung burjo, yah, sarapan, sambil merokok, menonton tv. Selesai sarapan, perut kenyang, hati senang, barulah berangkat kekampus dengan mengendarai sepeda motor dijalan sambil merokok lagi, melihat suasana sekitar. Sesampainya dikampus, pinjam tugas teman untuk di contek, lalu mengikuti kuliah sambil mengobrol dengan teman, atau tidur. Selesai kuliah, matahari masih belum sampai puncaknya, saatnya mencari makan siang lalu mampir main ke kos teman sampai malam, pulang ke kos, mandi dan makan dan kemudian keluar mencari suasana malam, begadang hingga fajar tiba lagi.

Hemmm, sungguh indah ya hidupnya mahasiswa yang seperti itu. Ya, memang sangat menyenangkan, tidak ada beban, bebas, dan tentunya bersenang-senang, itu lah yang saya alami ketika menjadi mahasiswa 2 tahun yang lalu. Dimana tujuan kehidupan yang ada hanyalah untuk menghabiskan jatah kiriman uang untuk satu minggu. Namun, ada kalanya di waktu itu sa bebas, dan tentunya bersenang-senang, itu lah yang saya alami ketika menjadi mahasiswa 2 tahun yang lalu. Dimana tujuan kehidupan yang ada hanyalah untuk menghabiskan jatah kiriman uang untuk satu minggu. Namun, ada kalanya di waktu itu saya tersadar akan sesuatu, yaitu, dirumah sana hidup dua orang tua saya yang bekerjakeras mencari uang yang nantinya dikirim untuk anaknya yang sedang merantau kuliah di kota pelajar ini. Betapa raja nya saya disini, tinggal menunggu uang kiriman hasil kerja keras orang tua dirumah, lalu menghabiskannya dan kemudian tinggal menghubungi untuk dikirimi lagi, dan begitu seterusnya. Sedangkan orang tua dirumah hanya tahu anaknya sedang merantau di kota jauh, hidup untuk belajar, hidup dalam prihatin, hemm, sungguh ironi hal sedemikian ini. Dan kemudian berakhir dengan kuliah yang hancur, kehidupan yang rusak, dan ditutup dengan IPK saya yang sangat memprihatinkan.

Ya, disini saya Cuma mau berbagi pengalaman dengan teman mahasiswa sekalian, janganlah terjebak masuk lubang yang sama. Sekarang coba berdiri di depan cermin, lihatlah diri kalian dari atas sampai bawah dan tanyakan, “sudahkah aku melakukan hal yang benar untuk diriku?, untuk orang tuaku? Untuk orang yang mempercayaiku?”. Ini, sekarang kalian telah mendapatkan peta, baca dan renungkan lalu jalankan, Salam Mahasiswa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun